JagatBisnis.com – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) tengah mempersiapkan eksplorasi lanjutan untuk dua sumur migas non-konvensional (MNK) andalan mereka: Gulamo dan Kelok. Keduanya telah menunjukkan potensi dalam tahap awal dan kini bersiap memasuki fase pembuktian konsep (appraisal) usai dikategorikan sebagai discovery.
Sebagai pelopor eksplorasi MNK di Indonesia, kedua sumur tersebut telah melalui serangkaian uji teknis seperti akusisi data, rekahan hidraulik (fracturing) terbatas, dan flowback test—tes penting untuk mengevaluasi kemampuan reservoir dalam mengalirkan fluida ke permukaan.
Siapkan Tahap Lanjutan dengan Teknologi Horizontal Canggih
General Manager PHR Zona Rokan, Andre Widjanarko, menyatakan bahwa eksplorasi lanjutan difokuskan pada formasi Brown Shale. Kajian kelayakan tengah dilakukan untuk mengidentifikasi potensi keekonomian dan teknis dari reservoir MNK tersebut.
“Fokusnya adalah untuk mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan, termasuk memastikan reservoir dapat diproduksi secara teknis dan ekonomis,” jelas Andre, Jumat (13/6).
Rencana ke depan mencakup pengeboran sumur appraisal pada 2026–2027 dan sumur demonstration di 2027–2028. Teknologi yang digunakan pun akan ditingkatkan ke Long Horizontal Drilling dengan Multi-Stage Hydraulic Fracturing, berbeda dari sumur vertical atau deviated sebelumnya.
SKK Migas Dorong Akselerasi dan Produksi Lebih Dini
Sunjaya Eka Saputra, Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas, mengungkapkan bahwa PHR terus didorong untuk mempercepat pengembangan Gulamo dan Kelok. Bahkan, opsi early production tengah disiapkan sebelum adanya persetujuan Plan of Development (POD).
“Potensi MNK ini sangat signifikan. Bila dikembangkan optimal, akan berdampak besar pada peningkatan lifting nasional dan mendukung program Ketahanan Energi Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya.
Demonstrasi dan Appraisal: Kunci Menuju Pengembangan Skala Penuh
Sumur appraisal MNK bertujuan untuk membuktikan kelayakan konsep produksi dan mengukur batas serta ukuran sumber daya. Sementara itu, sumur demonstration akan menunjukkan bahwa hasil positif dari sumur appraisal bisa direplikasi di area yang lebih luas—tahap penting sebelum pengembangan penuh.
Selain MNK, operasi produksi dari interval migas konvensional di sumur Gulamo dan Kelok juga tengah disiapkan, menunjukkan pendekatan optimalisasi multi-layer oleh PHR.
Siap Lapor Pemerintah & Jajaki Mitra Strategis
PHR saat ini juga tengah mempersiapkan laporan Studi Potensi MNK Rokan kepada pemerintah serta pengajuan status Wilayah Kerja Khusus MNK (KBH MNK). Tak hanya itu, penjajakan kemitraan strategis juga sedang berlangsung untuk mempercepat pengembangan lapangan-lapangan ini.
Langkah strategis ini menjadi bagian dari komitmen jangka panjang PHR dalam membangun ketahanan energi nasional melalui pengembangan migas non-konvensional—sektor yang dinilai sebagai masa depan energi Indonesia. (Zan)