Ekbis  

Siloam (SILO) Siapkan Capex Rp 2 Triliun, Tak Bagi Dividen demi Perkuat Layanan Medis

Siloam (SILO) Siapkan Capex Rp 2 Triliun, Tak Bagi Dividen demi Perkuat Layanan Medis

JagatBisnis.com – PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) menegaskan komitmennya untuk memperkuat layanan kesehatan nasional dengan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 2 triliun di tahun 2025. Hingga kuartal I-2025, realisasi capex telah mencapai Rp 400 miliar.

Menurut Daniel Phua, Chief Financial Officer Siloam Hospitals, dana capex tahun ini difokuskan pada penambahan kapasitas tempat tidur serta modernisasi peralatan medis di berbagai jaringan rumah sakit SILO.

Ekspansi Fasilitas dan Performa Operasional

Sepanjang 2024, Siloam telah meningkatkan kapasitas tempat tidurnya menjadi 7.932 bed, naik dari 7.906 bed pada 2023. Ekspansi ini mencerminkan strategi perusahaan untuk memperluas akses layanan dan meningkatkan kualitas perawatan pasien.

Dari sisi pendapatan, segmen korporasi dan asuransi menjadi kontributor utama pada 2024 dengan porsi 49,8%, diikuti oleh pembayaran langsung pasien (out of pocket) sebesar 32%, dan BPJS sebesar 18,2%.

Kinerja Keuangan 2024: Solid dan Tumbuh

Tahun 2024 menjadi periode yang impresif bagi Siloam. Perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp 9,45 triliun, tumbuh 9,1% secara tahunan. EBITDA mencapai Rp 2,76 triliun dengan margin EBITDA sebesar 29,2%, serta laba bersih sebesar Rp 1,26 triliun. Arus kas operasional juga naik 11,1% menjadi Rp 2,33 triliun.

“Secara keseluruhan, 2024 adalah tahun yang solid bagi Siloam,” ujar Daniel dalam paparan publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS), Selasa (11/6).

Tidak Bagi Dividen, Fokus Perkuat Infrastruktur Medis

Meskipun mencetak laba yang tinggi, Siloam memutuskan tidak membagikan dividen tahun ini. Menurut Daniel, langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab jangka panjang untuk membangun infrastruktur kesehatan yang lebih baik.

“Kami memilih untuk menginvestasikan kembali laba perusahaan demi memperkuat layanan medis dalam negeri. Komitmen ini kami ambil agar masyarakat Indonesia tidak perlu lagi mencari pengobatan ke luar negeri,” jelasnya.

Keputusan ini juga diharapkan akan meningkatkan kepercayaan publik dan memperkuat nilai perusahaan secara berkelanjutan. (Mhd)