Ekbis  

Penjualan Semen Nasional Turun Tajam, Tapi Semen Baturaja Melesatkan Laba hingga 864%

Penjualan Semen Nasional Turun Tajam, Tapi Semen Baturaja Melesatkan Laba hingga 864%

JagatBisnis.com – Industri semen di Indonesia sedang menghadapi tantangan berat. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat penurunan signifikan dalam volume penjualan semen di dalam negeri. Pada Maret 2025, penjualan hanya mencapai 3,8 juta ton, turun 21,6% dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 4,9 juta ton.

Ketua ASI, Lilik Unggul Raharjo, menyebut bahwa tren penurunan ini juga terjadi secara kumulatif sepanjang kuartal pertama 2025. Selama periode Januari–Maret 2025, penjualan semen tercatat sebesar 13,4 juta ton, turun 7,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024 yang mencapai 14,5 juta ton.

Salah satu faktor utama yang memicu pelemahan ini adalah kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah, yang berdampak langsung pada penyerapannya di sektor proyek, terutama proyek-proyek strategis nasional.

Hal ini ditegaskan oleh Hari Liandu, Sekretaris Perusahaan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), yang menyebut bahwa pengurangan anggaran infrastruktur telah menekan permintaan semen secara nasional.

“Penurunan penjualan semen nasional pada kuartal-I 2025 merupakan dampak dari program efisiensi anggaran pemerintah, salah satunya pada sektor infrastruktur, yang otomatis menekan kebutuhan semen,” ujar Hari.

Wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), yang merupakan basis pasar utama bagi SMBR, turut terdampak. Provinsi Jambi tercatat mengalami kontraksi penjualan terbesar, yakni sekitar 11,9% sepanjang kuartal-I 2025.

Selain itu, Hari juga menyoroti kondisi oversupply yang masih membayangi industri semen dalam negeri. Kapasitas produksi nasional saat ini jauh melampaui permintaan pasar, sehingga menambah tekanan terhadap kinerja sektor.

Namun, di tengah tekanan pasar, PT Semen Baturaja Tbk justru mencatatkan kinerja keuangan yang impresif. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, SMBR berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 49,0 miliar pada kuartal-I 2025. Angka ini melonjak drastis 864% dibandingkan dengan laba bersih kuartal-I 2024 yang hanya sebesar Rp 5,1 miliar.

Dengan hasil positif ini, manajemen SMBR optimistis memasuki kuartal kedua 2025. Hari menambahkan bahwa penjualan di wilayah Sumbagsel mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

“Memasuki kuartal II-2025, kami melihat ada tren positif, apalagi di wilayah Sumbagsel penjualan mulai tumbuh. Semoga tren ini berlanjut dan kinerja di kuartal berikutnya tetap solid,” pungkasnya. (Mhd)