JagatBisnis.com – Harga Bitcoin (BTC) kembali melesat tajam, menembus level psikologis US$104.000 setelah dorongan dari pernyataan kontroversial Donald Trump dan rilis data tenaga kerja AS yang menunjukkan ketahanan ekonomi Negeri Paman Sam.
Menurut data Cointelegraph Markets Pro dan TradingView, harga BTC/USD naik 2,5% dalam 24 jam terakhir, menyentuh US$104.709 pada Sabtu (7/6). Momentum ini sekaligus menghapus pelemahan sebelumnya yang dipicu ketegangan antara Trump dan Elon Musk serta kekhawatiran investor terhadap arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).
Trump Kritik The Fed, Pasar Kripto Bergolak
Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump kembali melancarkan kritik pedas terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell. Ia menilai bank sentral AS lamban dalam merespons situasi ekonomi dan menyerukan pemangkasan suku bunga secara agresif.
“Eropa sudah memangkas suku bunga sebanyak 10 kali, kita belum sekali pun. Padahal ekonomi kita berjalan baik, meskipun ada Powell. Saya dukung pemangkasan satu poin penuh — bahan bakar roket!” tulis Trump.
Pernyataan tersebut memicu lonjakan optimisme di pasar kripto, meski kenyataannya pasar tetap skeptis. Data dari CME Group’s FedWatch Tool menunjukkan ekspektasi pemangkasan suku bunga sebesar 1 poin penuh kini sudah sepenuhnya dihapus dari proyeksi pasar hingga September.
Data Ekonomi AS Perkuat Sikap Hati-Hati The Fed
Di sisi lain, rilis resmi dari Bureau of Labor Statistics (BLS) menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap solid. Pekerjaan nonpertanian naik sebesar 139.000 pada Mei, sementara tingkat pengangguran tetap stabil di 4,2%.
Data ini memperkuat alasan The Fed untuk tidak terburu-buru menurunkan suku bunga. Ketahanan pasar tenaga kerja memberi sinyal bahwa ekonomi belum membutuhkan pelonggaran moneter agresif dalam waktu dekat.
Analis Peringatkan Potensi Koreksi: Perangkap Likuiditas?
Meski reli Bitcoin menggembirakan, sejumlah analis memperingatkan risiko koreksi tajam. Analis kripto populer “TheKingfisher” mengungkapkan adanya ketidakseimbangan likuiditas yang dapat memicu penurunan mendadak harga BTC.
Melalui akun X (sebelumnya Twitter), ia menunjukkan bahwa terdapat klaster besar posisi long yang bisa terlikuidasi di rentang US$99.000–US$102.000, sedangkan posisi short di atas US$104.500 tampak minim.
“Ini zona magnetik besar di bawah harga saat ini. Ketidakseimbangan kuat antara permintaan dan penawaran meningkatkan risiko liquidity cascade ke bawah,” tulisnya.
“Orang awam melihat dukungan harga, kami melihat jebakan likuidasi.”
Kesimpulan: Momentum Positif atau Awal Koreksi?
Kenaikan harga Bitcoin ke atas US$104.000 mencerminkan optimisme pasar atas masa depan kebijakan moneter AS, namun tetap dibayangi oleh risiko teknikal jangka pendek. Dukungan verbal dari tokoh politik seperti Trump memang bisa menjadi katalis sesaat, namun arah kebijakan The Fed dan kekuatan fundamental pasar tetap menjadi penentu utama.
Para investor disarankan tetap waspada terhadap potensi volatilitas, terutama di tengah ketidakpastian geopolitik dan spekulasi suku bunga yang masih tinggi. (Hky)