Ekbis  

Tantangan dan Harapan di Sektor Telekomunikasi Indonesia

Tantangan dan Harapan di Sektor Telekomunikasi Indonesia

JagatBisnis.com – Sektor telekomunikasi di Indonesia masih menghadapi tekanan akibat penurunan konsumsi masyarakat, meskipun berbagai strategi baru mulai diterapkan oleh emiten-emiten utama. Segmen fiber to the home (FTTH) menjadi salah satu harapan untuk membantu sektor ini bertahan.


Strategi Baru di Sektor Telekomunikasi

Tiga pemain utama sektor telekomunikasi—PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL)—mulai menerapkan strategi baru dengan menaikkan harga kartu perdana. Tujuan dari kebijakan ini adalah agar pengguna lebih sering mengisi ulang data.

Namun, menurut Analis Indo Premier Sekuritas, Aurelia Barus dan Belva Monica, strategi ini diperkirakan tidak akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kinerja perseroan, setidaknya hingga kuartal II 2025. Mereka menilai, kenaikan harga kartu perdana yang dilakukan belum dapat mengimbangi harga kartu yang murah dengan bonus data rendah yang masih tersedia di pasar.


Potensi Katalis Positif dari Hari Raya

Meski demikian, momentum Hari Raya yang terjadi pada kuartal I bisa menjadi katalis positif untuk sektor telekomunikasi. Aurelia dan Belva memperkirakan bahwa trafik data pada kuartal I 2025 bisa mencapai 25%–25,4% dari total trafik sepanjang tahun 2025. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir, yang berada di kisaran 23,5%–23,8%.


Dua Tantangan Utama bagi Sektor Telekomunikasi

Ekky Topan, Investment Analyst di Infovesta Kapital Advisory, mengungkapkan dua tantangan utama yang dihadapi sektor telekomunikasi:

  1. Perang harga antar operator, yang bisa menekan margin keuntungan dan memaksa operator menurunkan tarif untuk mempertahankan pangsa pasar.

  2. Beban biaya modal peluncuran jaringan 5G, mulai dari perolehan spektrum hingga upgrade infrastruktur backhaul, yang berpotensi menambah beban keuangan jika tidak diimbangi dengan peningkatan average revenue per unit (ARPU) dan efisiensi operasional.


Harapan pada Segmen FTTH

Meskipun demikian, sektor telekomunikasi masih memiliki harapan pada segmen fiber to the home (FTTH). Proyeksi dari Aurelia dan Belva menunjukkan bahwa TLKM dapat mencapai ekspektasi pertumbuhan bersih pelanggan FTTH pada kuartal I FY25. Begitu pula dengan EXCL, di mana ARPU FTTH diprediksi akan sesuai dengan ekspektasi.


Proyeksi Harga Saham dan Rekomendasi

  • ISAT dianggap memiliki prospek pertumbuhan yang lebih jelas dan merupakan saham unggulan dalam sektor ini, menurut Aurelia dan Belva, yang mempertahankan rating netral untuk sektor telekomunikasi.

  • Ekky menilai sektor ini masih cukup menarik, mengingat harga saham yang sudah tergolong murah. Proyeksi target harga saham untuk masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut:

    • EXCL: Rp 2.300 per saham, dengan peluang naik hingga Rp 2.400 jika terjadi rebound data dan bundling.

    • TLKM: Rp 2.700 per saham, dengan peluang naik hingga Rp 3.000 jika momentum bullish berlanjut.

    • ISAT: Rp 2.000 per saham, dengan peluang naik hingga Rp 2.400. (Zan)