Surplus Ayam dan Telur di Indonesia: Harga Ayam Tertekan karena Oversupply, Ditjen PKH Cari Solusi

Surplus Ayam dan Telur di Indonesia: Harga Ayam Tertekan karena Oversupply, Ditjen PKH Cari Solusi

JagatBisnis.com – Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menyampaikan bahwa harga ayam hidup di tingkat peternak saat ini berada di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP). Hal ini disebabkan oleh oversupply akibat produksi ayam yang sangat bagus, bukan karena penurunan kualitas produksi.

“Bukan terpuruk karena produksi yang kurang bagus, justru karena produksinya sangat bagus, maka harga ayam hidup yang terpuruk,” ujar Agung saat mengunjungi pabrik PT Malindo Feedmill Tbk, Kamis (18/4).

Surplus Pasokan Ayam dan Telur

Menurut Agung, pasokan ayam dan telur di Indonesia saat ini sudah surplus, bahkan lebih dari swasembada. Ia menyebutkan bahwa Indonesia telah menjadi negara dengan surplus produk unggas, baik daging ayam maupun telur.

“Kami sampaikan bahwa saat ini untuk produk unggas, baik daging ayam maupun telur, Indonesia sudah surplus. Bukan hanya swasembada, kita sudah surplus,” tegasnya.

Upaya Memperbaiki Harga Ayam Hidup

Terkait dengan penurunan harga ayam hidup, Agung menjelaskan bahwa pihaknya sedang mencari solusi agar harga ayam tidak terus terperosok. Salah satu langkah yang diambil adalah mendorong pemerintah untuk melibatkan industri unggas lokal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan sejak Januari lalu.

Agung menjelaskan bahwa program MBG ini telah membantu penyerapan daging ayam dan telur dari peternak lokal. Namun, karena belum seluruh dapur beroperasi secara maksimal, penyerapan produk unggas belum optimal.

“Tentu (MBG) sudah menyerap. Bayangkan saja, satu dapur itu kurang lebih 57 ton per tahun. Jika dihitung dari Januari sampai April, sudah ada penyerapan, tetapi jumlahnya masih terbatas karena produksi di tingkat peternak agak melebihi kebutuhan,” jelasnya.

Solusi untuk Meningkatkan Penyerapan

Untuk mengatasi oversupply ini, Agung menyarankan agar lebih banyak dapur yang beroperasi dan berkolaborasi dengan peternak lokal. Hal ini akan membantu meningkatkan penyerapan produk unggas, sehingga harga ayam hidup di tingkat peternak dapat terjaga dengan baik.

Dengan surplus pasokan ayam dan telur yang ada, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemasok produk unggas global. Namun, penting bagi pemerintah dan industri untuk bekerja sama untuk memastikan harga yang stabil dan memanfaatkan peluang pasar internasional. (Mhd)