Ekbis  

Industri Karoseri Tertekan, Adiputro Prediksi Permintaan Turun 20% di 2025

Industri Karoseri Tertekan, Adiputro Prediksi Permintaan Turun 20% di 2025

JagatBisnis.com – Industri karoseri dalam negeri tengah menghadapi tekanan berat di 2025. PT Adiputro Wirasejati, salah satu pemain utama di sektor ini, memproyeksikan penurunan permintaan hingga 20% dibanding tahun sebelumnya.

Direktur Adiputro, David Jethrokusumo, mengungkapkan bahwa melemahnya permintaan dari operator bus menjadi tantangan utama, ditambah dengan kondisi ekonomi yang belum pulih sepenuhnya pasca pandemi.

“Secara produksi kami masih berjalan penuh, namun jumlah chassis yang masuk untuk dikaroseri sangat menurun, terutama saat dan menjelang musim Lebaran kemarin,” ujar David, Minggu (13/4).

Menurutnya, tren penurunan permintaan ini tidak lepas dari tekanan ekonomi internal dan eksternal. Ketidakpastian global serta melemahnya daya beli membuat operator bus menunda pembelian armada baru.

“Melihat situasi saat ini, kemungkinan besar penurunan permintaan akan signifikan sepanjang tahun,” tambahnya.

Impor Bus CBU Dinilai Menggerus Industri Lokal

Tak hanya masalah permintaan, David juga menyoroti kebijakan impor bus secara utuh (completely built-up/CBU) yang semakin menekan industri karoseri nasional.

“Kami berharap ada ketegasan dari pemerintah untuk membatasi impor CBU. Industri karoseri ini padat karya dan punya peran besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan,” tegasnya.

Industri karoseri selama ini banyak bergantung pada pengadaan armada dari sektor publik maupun swasta, serta lonjakan permintaan musiman seperti saat Lebaran atau Natal. Namun, tekanan ekonomi global membuat permintaan kendaraan baru ikut melambat.

David menekankan perlunya intervensi pemerintah untuk mencegah kemunduran industri karoseri. “Tanpa dukungan kebijakan seperti insentif bagi operator atau pengendalian impor, pelaku usaha karoseri bisa banyak yang tumbang,” katanya.

Turunnya Penumpang Bus Perparah Situasi

Situasi ini diperparah oleh menurunnya tingkat keterisian penumpang bus selama musim mudik 2025. Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda), Ateng Aryono, mengungkapkan bahwa okupansi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) jauh di bawah ekspektasi.

“Kalau tahun lalu okupansi bisa 80% sampai 85%, tahun ini target 60% saja tidak tercapai,” ujarnya.

Penurunan ini menjadi pukulan tambahan bagi industri karoseri, yang sangat bergantung pada kelangsungan bisnis operator bus sebagai pelanggan utama. (Mhd)