JagatBisnis.com – PT Pupuk Indonesia (Persero) menunjukkan kinerja positif di awal tahun 2025, dengan peningkatan signifikan dalam penyaluran pupuk bersubsidi. Hingga Maret 2025, perusahaan ini telah menyalurkan 1,7 juta ton pupuk bersubsidi, mencatatkan lonjakan lebih dari 30% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, mengungkapkan bahwa pencapaian ini didorong oleh kebijakan percepatan distribusi pupuk subsidi yang diterapkan oleh pemerintah, serta pemanfaatan teknologi digital melalui platform i-Pubers. “Dengan sistem ini, petani dapat menebus pupuk hanya dengan menggunakan KTP, dan distribusi dapat dipantau secara real-time hingga ke kios,” jelasnya dalam siaran pers pada Kamis (3/4).
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pupuk Indonesia terus berkomitmen menjaga ketahanan pangan nasional dengan memastikan ketersediaan pupuk bagi para petani. Selain itu, perusahaan ini juga mengedepankan efisiensi, transformasi digital, dan inovasi dalam setiap lini operasionalnya, mulai dari produksi hingga distribusi.
Dari sisi produksi, Pupuk Indonesia telah meningkatkan kapasitas dan efisiensi konsumsi bahan baku pupuk melalui pengoperasian beberapa pabrik strategis. Beberapa di antaranya adalah Pabrik Amonia Urea II Petrokimia Gresik dan Pabrik Pupuk Kaltim V pada 2015, Pabrik NPK PIM pada 2023, serta Phonska V Petrokimia Gresik pada 2024. Efisiensi energi juga terus ditingkatkan melalui revamping fasilitas produksi di berbagai anak perusahaan.
Di luar aspek produksi dan distribusi, Pupuk Indonesia juga fokus pada pemberdayaan petani melalui Program MAKMUR. Program ini bertujuan untuk memberikan pendekatan agribisnis terintegrasi, termasuk pendampingan intensif, akses input pertanian berkualitas, serta peningkatan akses pembiayaan. Hingga kuartal I-2025, program ini telah mencakup lahan seluas 151.000 hektar dan melibatkan 128.000 petani di seluruh Indonesia.
“Kami percaya bahwa ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada ketersediaan pupuk, tetapi juga pada pendampingan, teknologi, dan gotong royong. Karena itu, kami terus mendorong Program MAKMUR sebagai upaya membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan,” tambah Rahmad.
Pupuk Indonesia juga memperkuat perannya dalam transformasi industri pupuk dan petrokimia nasional melalui sejumlah langkah strategis, seperti peresmian pabrik amonium nitrat sebagai bagian dari hilirisasi serta pengembangan proyek amonia hijau hybrid pertama di dunia, yang menjadi tonggak penting dalam transisi energi hijau global.
Rahmad menegaskan, Pupuk Indonesia akan terus berinovasi dan berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung swasembada pangan nasional. “Kami siap memperkuat sinergi dengan berbagai pihak dan terus beradaptasi demi menghadirkan ketahanan pangan yang berkelanjutan bagi Indonesia,” tutupnya. (Mhd)