JagatBisnis.com – PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) terus menggenjot berbagai proyek strategis pada tahun 2025 untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Corporate Secretary PT Alam Sutera Realty Tbk, Tony Rudiyanto, mengungkapkan bahwa perusahaan akan fokus meluncurkan sejumlah proyek baru, termasuk tiga cluster baru di Alam Sutera 2, Suvarna Sutera, dan Sutera Nexen.
Selain itu, ASRI juga terus mendorong penjualan stok properti yang ada, seiring dengan adanya kebijakan insentif PPN DTP yang diperpanjang. “Kami berharap penjualan dapat meningkat dengan adanya insentif ini. Untuk belanja modal (capex) tanah, di tahun ini kami menargetkan sekitar Rp 250 miliar,” ujar Tony dalam wawancara dengan Kontan pada Rabu (26/3).
Kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang ditahan di level 5,75% pada Maret 2025 juga disambut positif oleh ASRI. “Kami menanggapi hal ini secara positif, karena yang diperlukan dalam berbisnis adalah suku bunga yang stabil,” tambah Tony.
Di sisi lain, ASRI belum memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi seperti buyback saham dalam waktu dekat. “Saat ini kami tidak ada rencana untuk melakukan buyback saham dalam waktu dekat,” kata Tony. Hal ini seiring dengan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memungkinkan emiten untuk buyback saham tanpa persetujuan RUPS guna menstabilkan volatilitas pasar saham.
Pada tahun 2024, ASRI mengalami penurunan kinerja. Penjualan, pendapatan jasa, dan usaha lainnya tercatat sebesar Rp 3,43 triliun, turun 13,21% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang tercatat Rp 3,95 triliun. Selain itu, laba bersih ASRI anjlok 91,19% yoy, hanya mencapai Rp 55,21 miliar, dibandingkan dengan Rp 632,32 miliar pada tahun 2023. Salah satu penyebab penurunan laba tersebut adalah rugi selisih kurs sebesar Rp 141,14 miliar di tahun 2024, padahal di tahun sebelumnya, perusahaan mencatatkan laba selisih kurs sebesar Rp 37,47 miliar.
Dengan rencana peluncuran proyek baru dan fokus pada penjualan properti yang ada, ASRI berharap dapat memulihkan kinerjanya dan kembali ke jalur pertumbuhan pada tahun 2025. (Mhd)