JagatBisnis.com – PT Green Power Group Tbk (LABA) masih tercatat mengalami kerugian sebesar Rp 8,71 miliar sepanjang tahun 2024. Meskipun perusahaan mencatatkan lonjakan penjualan yang signifikan, perubahan fokus bisnis pasca pergantian pemegang saham pengendali belum sepenuhnya tercermin dalam kinerja keuangan yang positif.
Penjualan LABA melonjak 94,60% secara tahunan (year on year/yoy), dari Rp 11,11 miliar pada 2023 menjadi Rp 21,62 miliar pada 2024. Pendapatan ini sebagian besar berasal dari penjualan lokal barang dagangan seperti baja dan produk sejenis lainnya. Pendapatan terbesar datang dari dua pelanggan baru, yakni PT Green City Trafic yang menyumbang Rp 16,23 miliar dan PT Jayasutra Maju Bersama yang berkontribusi Rp 1,52 miliar.
Namun, seiring dengan lonjakan penjualan, beban pokok penjualan LABA meningkat lebih tinggi, yaitu sebesar 113,41% yoy menjadi Rp 19,72 miliar. Hal ini menyebabkan laba kotor perusahaan hanya tumbuh tipis sebesar 1,61%, dari Rp 1,86 miliar pada 2023 menjadi Rp 1,89 miliar pada 2024.
Beban usaha LABA juga melonjak 63,27% yoy, menjadi Rp 12,36 miliar, yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan beban umum dan administrasi sebesar 91,74% yoy menjadi Rp 11,62 miliar. Akibatnya, rugi usaha LABA membengkak 83,68% yoy, dari Rp 5,70 miliar pada 2023 menjadi Rp 10,47 miliar pada 2024. Selain itu, perusahaan menanggung beban lain-lain senilai Rp 632,75 juta, yang semakin memperburuk kinerja keuangan mereka.
Pada akhirnya, LABA mencatatkan kerugian setelah pajak sebesar Rp 8,71 miliar, yang mengalami kenaikan 121,62% dibandingkan dengan kerugian yang tercatat pada 2023 sebesar Rp 3,93 miliar. Rugi dasar per saham pun melonjak dua kali lipat, dari Rp 4 pada 2023 menjadi Rp 8 pada 31 Desember 2024.
Meski demikian, LABA berhasil mencatatkan peningkatan aset yang signifikan, dari Rp 58,61 miliar pada 2023 menjadi Rp 93,02 miliar pada 2024. Akan tetapi, kewajiban atau liabilitas perusahaan juga melonjak tajam, dari Rp 3,90 miliar menjadi Rp 33,24 miliar. Di sisi lain, kas dan setara kas perusahaan meningkat pesat dari Rp 207,89 juta menjadi Rp 5,74 miliar pada 2024.
Sebagai informasi, LABA sebelumnya dikenal dengan nama PT Ladangbaja Murni Tbk dan telah berganti nama menjadi PT Green Power Group Tbk pada 1 Juli 2024. Perubahan nama dan logo ini terkait dengan pergantian pemegang saham pengendali yang terjadi pada 28 Juni 2024, setelah PT Nev Stored Energy (NSE) menyelesaikan pengambilalihan 560 juta lembar saham atau setara dengan 50,75% dari total modal disetor dan ditempatkan.
Sejak berganti pengendali dan fokus bisnis beralih ke sektor energi baru terbarukan (EBT) serta ekosistem kendaraan listrik (EV), LABA telah aktif menjalin kerja sama dengan berbagai mitra strategis di bidang tersebut. Meski harga saham LABA mengalami lonjakan sepanjang tahun 2024, pergerakan saham perusahaan pada kuartal pertama 2025 menunjukkan penurunan yang signifikan, dengan harga saham turun sebesar 62% secara year-to-date.
Dengan perubahan strategi dan fokus baru, LABA berharap dapat memanfaatkan peluang besar di sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik, meski tantangan kinerja keuangan tetap menjadi perhatian utama. (Mhd)