Ekbis  

Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Anjlok, Investor Diperlukan Waspada dengan Sentimen Pasar

Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Anjlok, Investor Diperlukan Waspada dengan Sentimen Pasar

JagatBisnis.com – Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mengalami pelemahan signifikan pada perdagangan Jumat, 21 Maret 2025, turun 4,59% dan ditutup di level Rp 2.080 per saham. Secara tahunan (Year to Date/YTD), saham BRIS telah merosot sekitar 25,18% dibandingkan dengan level tertinggi di sekitar Rp 3.350 per saham.

Pelemahan harga saham BRIS ini dikaitkan dengan kekhawatiran pasar terhadap potensi penurunan kinerja perusahaan, seiring dengan munculnya pemberitaan mengenai rencana pendirian Bank Syariah Muhammadiyah (BSM), yang dianggap dapat meningkatkan tingkat persaingan di sektor perbankan syariah.

Aksi Jual Bersih oleh Investor Asing

Di pasar reguler, investor asing juga mencatatkan aksi jual bersih (net sell) yang signifikan, mencapai Rp 188,83 miliar sepanjang tahun ini. Hal ini turut menambah tekanan terhadap saham BRIS, menciptakan kecemasan pasar yang lebih besar terkait prospek perusahaan di masa depan.

Baca Juga :   BSI Luncurkan Super App Terbaru, Byond: 5 Pembaruan Utama dan Keamanan Prioritas

Tanggapan Analis terhadap Pelemahan Saham BRIS

Menurut Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, harga saham BRIS sebelumnya mengalami kenaikan berkat kinerja keuangan yang solid serta prospek pertumbuhan ekonomi syariah yang cukup menjanjikan di Indonesia. Namun, kehadiran BSM yang diperkirakan akan memperketat persaingan di sektor tersebut, membuat prospek pertumbuhan BRIS menjadi lebih terancam.

Meski demikian, secara fundamental, BRIS masih menunjukkan kinerja yang cukup kuat. Per akhir 2024, perusahaan mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 22,83% secara tahunan, didukung oleh ekspansi pembiayaan syariah yang stabil. Rasio keuangan lainnya juga mencerminkan ketahanan perusahaan, dengan fokus ekspansi ke sektor UMKM dan penguatan layanan digital.

Baca Juga :   BSI Telah Masuk 5 Besar BUMN Kapitalisasi Pasar Terbesar

Rekomendasi untuk Investor

Ekky menyarankan agar investor memanfaatkan pelemahan harga saham ini sebagai kesempatan untuk membeli. Ia merekomendasikan untuk membeli saham BRIS pada kisaran harga Rp 1.800 – Rp 2.000, dengan target jangka panjang menuju level resistance Rp 4.000.

Sementara itu, Analis Edvisor.id, Indy Naila, juga menilai bahwa tekanan jual terhadap saham BRIS tidak hanya disebabkan oleh faktor internal perusahaan, tetapi juga dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Ketidakpastian global terkait suku bunga acuan dan kebijakan pemerintah yang kurang mendukung, serta risiko politik, turut menambah kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi dan risiko kredit.

Meskipun demikian, secara fundamental, Indy menilai BRIS masih mencatatkan pertumbuhan positif dalam aspek penjualan, pendapatan operasional, dan laba bersih. Prospek penurunan suku bunga acuan yang dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan kredit juga menjadi faktor yang mendukung potensi perbaikan kinerja perusahaan. Namun, dalam kondisi saat ini, Indy merekomendasikan investor untuk mengambil sikap wait and see, mengingat harga saham BRIS telah menembus level support di Rp 2.170 per saham.

Baca Juga :   BSI Catat Kinerja Positif dengan Laba Bersih Naik 21,5% per November 2024

Kesimpulan

Saham BRIS saat ini tengah menghadapi tekanan, baik dari faktor internal terkait persaingan yang semakin ketat, maupun dari sentimen eksternal yang dipengaruhi oleh ketidakpastian global dan kebijakan domestik. Meskipun begitu, secara fundamental perusahaan masih menunjukkan kinerja positif, dan dengan strategi yang tepat, saham BRIS berpotensi menarik dalam jangka panjang. Investor disarankan untuk berhati-hati dan memantau pergerakan pasar lebih lanjut. (Hky)