JagatBisnis.com – Meskipun berhasil mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di 2024, prospek kinerja emiten media seperti PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) masih minim sentimen positif pada tahun ini.
Kinerja Positif dengan Tantangan di Segmen Iklan
SCMA berhasil mencetak laba bersih yang melonjak 77,77% secara tahunan (YoY), mencapai Rp 594,85 triliun, dengan pendapatan bersih sebesar Rp 7,05 triliun. Di sisi lain, MNCN mencatatkan kenaikan laba bersih tipis sekitar 3,92% YoY, menjadi Rp 1,07 triliun, sementara pendapatan usaha MNCN tumbuh 2,19% YoY, mencapai Rp 7,95 triliun.
Namun, menurut Abdul Azis, Equity Research Analyst dari Kiwoom Sekuritas, pendapatan dari segmen iklan untuk kedua perusahaan tersebut cenderung mengalami penurunan. Meski begitu, kinerja mereka tetap terdorong oleh pendapatan dari sektor lain, termasuk Over The Top (OTT).
“Pendapatan dari segmen OTT berkontribusi besar pada pertumbuhan kinerja SCMA dan MNCN, seiring dengan penurunan potongan penjualan,” ujarnya, Rabu (19/3).
Tantangan untuk Menyajikan Konten yang Menarik
Azis menambahkan bahwa meski SCMA dan MNCN berhasil mencatatkan pertumbuhan positif, keduanya masih menghadapi tantangan besar. Untuk terus berkembang, kedua perusahaan media ini perlu menyediakan konten yang lebih menarik agar bisa memenuhi ekspektasi pasar. Sebab, saat ini perilaku masyarakat dalam memilih layanan OTT sangat bergantung pada kualitas konten yang ditawarkan.
Senada dengan Azis, Martha Christina, Head of Investment Information di Mirae Asset Sekuritas, juga menilai bahwa belum banyak sentimen positif yang dapat mendukung prospek SCMA dan MNCN di tahun ini. Banyak perusahaan media yang sedang fokus pada efisiensi, dan langkah yang paling mudah adalah memangkas biaya iklan, khususnya bagi perusahaan FMCG (Fast-Moving Consumer Goods).
Rekomendasi Saham SCMA
Meski menghadapi tantangan, Kiwoom Sekuritas tetap merekomendasikan trading buy untuk saham SCMA, dengan target harga di kisaran Rp 206 hingga Rp 211. Support untuk SCMA tercatat pada level Rp 194 hingga Rp 190 per saham.
Dengan langkah efisiensi yang sedang dijalankan, SCMA dan MNCN akan terus berusaha menghadapi tantangan pasar dan meraih pertumbuhan melalui inovasi dalam konten dan diversifikasi sumber pendapatan mereka. (Mhd)