JagatBisnis.com – Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) memproyeksikan bahwa transaksi e-commerce di Indonesia selama periode Lebaran 2025 akan mengalami peningkatan sekitar 15%-20% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh tingginya permintaan belanja masyarakat menjelang Lebaran, diskon besar dari berbagai marketplace, dan semakin efisiennya layanan logistik.
Budi Primawan, Sekretaris Jenderal idEA, mengungkapkan bahwa meskipun daya beli masyarakat masih menghadapi tekanan, beberapa faktor masih mendorong pertumbuhan transaksi online. “Lebaran selalu menjadi momen puncak bagi e-commerce. Program cicilan, layanan paylater, serta diskon besar dari berbagai platform membantu menjaga minat belanja masyarakat,” ujar Budi.
Kebutuhan primer seperti sembako, pakaian, gadget, hingga hampers tetap tinggi selama periode Lebaran. Selain itu, perbaikan layanan logistik seperti same-day delivery dan express delivery juga semakin meningkatkan kenyamanan konsumen dalam berbelanja online.
Meskipun transaksi e-commerce diperkirakan akan tumbuh 10%-15% dibandingkan tahun lalu, pertumbuhannya diprediksi lebih moderat dibandingkan lonjakan di tahun-tahun sebelumnya. Faktor tekanan ekonomi global dan daya beli menjadi tantangan, namun dengan strategi promosi yang tepat dan inovasi dalam pengalaman belanja, e-commerce masih diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan positif.
Untuk prospek sepanjang tahun 2025, idEA memperkirakan total transaksi e-commerce di Indonesia akan mencapai nilai yang serupa dengan tahun lalu, yakni Rp500-900 triliun. Namun, pertumbuhan mungkin melambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya akibat tekanan ekonomi yang lebih besar.
Beberapa tren yang diperkirakan akan mempengaruhi bisnis e-commerce pada 2025 antara lain:
- Dominasi TikTok Shop dan social commerce
- Meningkatnya popularitas belanja melalui WhatsApp dan live shopping
- Pengaruh regulasi pemerintah terkait produk impor yang dapat memengaruhi strategi harga dan pilihan produk di marketplace
- Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk personalisasi rekomendasi produk yang dapat meningkatkan konversi penjualan
- Ekspansi ke kota-kota tier 2 dan 3, yang diprediksi akan menjadi pasar baru yang potensial, seiring dengan perbaikan infrastruktur logistik
Dengan faktor-faktor tersebut, meskipun laju pertumbuhannya tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya, bisnis e-commerce Indonesia tetap memiliki potensi besar, terutama pada sektor fesyen, makanan, dan produk digital.
Budi menambahkan, “prospek bisnis e-commerce sepanjang 2025 masih positif, dengan total transaksi diperkirakan mencapai nilai tahun lalu, meskipun pertumbuhan mungkin tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya akibat tekanan daya beli.” (Hky)