JagatBisnis.com – Menjelang Lebaran 2025, penjualan tiket moda transportasi umumnya mengalami lonjakan, namun hal ini tidak berlaku bagi bus antarkota dan antarprovinsi (AKAP). Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan, mengungkapkan bahwa penjualan tiket bus AKAP tahun ini justru mengalami penurunan hingga 40% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Penurunan Penjualan Tiket Bus AKAP
Kurnia menjelaskan bahwa meskipun beberapa tanggal, seperti 26-29 Maret 2025, sudah terjual 100% tiketnya, sisanya masih belum terjual sepenuhnya. Ia juga menegaskan bahwa tahun ini pihaknya tidak menetapkan target penjualan karena adanya penurunan daya beli masyarakat.
“Pergerakan penumpang arus mudik tahun ini sangat menurun dibanding tahun 2024. Cukup terasa bedanya,” ujar Kurnia. Ia menambahkan bahwa kondisi ini mencerminkan dampak dari daya beli yang melemah.
Faktor Penyebab Penurunan Penjualan
Kurnia memprediksi ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan penjualan tiket bus AKAP. Salah satunya adalah pergantian pemerintahan yang mempengaruhi kebijakan liburan yang tidak jelas. Hal ini menyebabkan masyarakat cenderung menunda perjalanan mereka atau memilih tanggal yang tidak teratur.
Selain itu, kebijakan diskon tarif tol dan rekayasa lalu lintas juga menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi ketimbang moda transportasi umum. Dengan diskon tarif tol sebesar 20% yang akan diberlakukan oleh PT Jasa Marga Tbk (JSMR) selama 8 hari, serta penerapan skema contra flow dan one way di jalan tol utama oleh Korlantas Polri, masyarakat semakin terdorong untuk mudik menggunakan kendaraan pribadi.
Kebijakan Potongan Tarif Tol dan Rekayasa Lalu Lintas
PT Jasa Marga Tbk akan memberikan potongan tarif tol 20% pada periode mudik Lebaran, yang berlaku untuk beberapa jalan tol yang dikelola oleh Jasa Marga Group, seperti Jakarta-Cikampek, Palimanan-Kanci, Batang-Semarang, dan Semarang Seksi ABC. Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi.
Sementara itu, Polri akan menerapkan rekayasa lalu lintas dengan dua skema, yaitu contra flow dan one way, di ruas-ruas jalan tol utama untuk mengurangi kemacetan dan memberikan kelancaran perjalanan selama arus mudik.
Kesimpulan
Penurunan penjualan tiket bus AKAP menjelang Lebaran 2025 mencerminkan beberapa faktor, di antaranya penurunan daya beli masyarakat, ketidakpastian kebijakan libur, serta kebijakan diskon tarif tol dan rekayasa lalu lintas yang lebih menguntungkan bagi pengguna kendaraan pribadi. Meskipun demikian, operator bus masih berupaya menyesuaikan dengan kondisi pasar yang ada, meskipun tanpa target penjualan yang jelas. (Hky)