Ekbis  

Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) Catat Laba Bersih Meningkat 106,7% di 2024

Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) Catat Laba Bersih Meningkat 106,7% di 2024

JagatBisnis.com – PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) mencatatkan kinerja keuangan yang sangat positif sepanjang tahun 2024. Perseroan membukukan laba bersih sebesar US$ 9,2 juta, meningkat 106,7% dibandingkan dengan laba bersih pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 4,4 juta.

Kenaikan laba bersih ini mendorong rasio marjin laba bersih (net profit margin atau NPM) perusahaan menjadi 3,87%, sebuah lonjakan signifikan dari 1,87% di tahun 2023, atau meningkat sebesar 107,3%.

Peningkatan Pendapatan yang Signifikan

Dari sisi pendapatan, ANJT berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 124,1%, dari US$ 1,9 juta pada tahun 2023 menjadi US$ 4,2 juta pada tahun 2024. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan volume penjualan edamame beku yang meningkat 331,4% menjadi 1.569 metrik ton (mt) dan juga peningkatan penjualan edamame segar yang tumbuh sebesar 32,1%.

Baca Juga :   ANJT Catatkan Peningkatan Produksi CPO dan TBS di Januari 2025

Tantangan di Komoditas Sawit

Meski mencatatkan hasil yang menggembirakan, ANJT mengakui adanya tantangan dalam bisnis sawit. Penurunan produksi Crude Palm Oil (CPO) di negara-negara produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia, disertai dengan penurunan pasokan CPO global, telah menyebabkan kenaikan harga CPO acuan pada tahun 2024.

Namun, kenaikan harga jual CPO ternyata memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan ANJT. Harga jual rata-rata (ASP) CPO ANJT naik 12,3%, dari USD 731/mt di tahun 2023 menjadi USD 822/mt pada tahun 2024, yang turut mendorong laba perusahaan.

Penurunan Produksi CPO ANJT

Sejalan dengan penurunan produksi CPO secara nasional, produksi CPO ANJT juga mengalami penurunan sebesar 13,5%, dari 283.651 metrik ton pada tahun 2023 menjadi 245.395 metrik ton pada tahun 2024. Penurunan ini disebabkan oleh dampak El Nino 2023, yang mempengaruhi produksi di beberapa perkebunan ANJT, seperti di Pulau Belitung, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan, serta tantangan cuaca di Sumatera Utara II dan Papua Barat Daya.

Baca Juga :   ANJT Targetkan Peningkatan Produksi CPO 15% di 2025, Didukung Program Replanting dan Mitigasi Perubahan Iklim

Efisiensi di Lini Bisnis Sagu

Selain itu, ANJT berhasil mencapai efisiensi yang signifikan di lini bisnis sagu. Biaya pengolahan sagu turun dari USD 3,1 juta di tahun 2023 menjadi USD 2,1 juta pada tahun 2024, menunjukkan pengelolaan yang lebih baik dan pengendalian biaya yang lebih ketat.

Target Produksi CPO Tahun 2025

Sebagai langkah strategis ke depan, ANJT menargetkan peningkatan produksi CPO sebesar 15% pada tahun 2025. Target ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari kebun inti, pembelian TBS dari pihak eksternal, serta proyeksi hasil produksi dari tanaman muda yang berasal dari program replanting yang telah dilaksanakan sejak beberapa tahun terakhir.

Baca Juga :   Permata Bank Catat Laba Bersih Rp 3,6 Triliun di Tahun 2024, Tumbuh 38% YoY

Hingga akhir 2024, ANJT telah melaksanakan program replanting seluas 12.635 hektar, dan lebih dari separuhnya sudah mulai menghasilkan. Tanaman muda ini diproyeksikan memiliki yield yang lebih tinggi, yang akan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi CPO di masa mendatang.

Dengan pencapaian yang luar biasa di 2024 dan langkah strategis yang diambil, ANJT optimistis bisa melanjutkan momentum positifnya dan mencapai target produksi CPO yang lebih tinggi pada tahun 2025. (Zan)