JagatBisnis.com – PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) melaporkan produksi minyak kelapa sawit (CPO) sebesar 21.047 ton pada Januari 2025, mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 19.807 ton.
Produksi CPO ANJT berasal dari beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Pulau Belitung, Sumatera Utara I, Sumatera Utara II, Kalimantan Barat, Papua Barat Daya, dan Sumatera Selatan. Wilayah dengan kontribusi terbesar adalah Pulau Belitung, yang menghasilkan 7.719 ton CPO pada bulan lalu. Diikuti oleh Sumatera Utara II dengan 4.481 ton, Sumatera Utara I sebanyak 3.996 ton, Kalimantan Barat dengan 3.933 ton, dan Papua Barat Daya yang menyumbang 918 ton. Sayangnya, wilayah Sumatera Selatan belum memberikan kontribusi produksi CPO pada Januari 2025.
Selain itu, ANJT juga mencatatkan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 66.721 ton pada Januari 2025, meningkat dari 60.747 ton pada Januari 2024. Mayoritas produksi TBS juga berasal dari Pulau Belitung, dengan 27.075 ton, diikuti oleh Sumatera Utara II yang menghasilkan 13.522 ton, Kalimantan Barat sebanyak 12.094 ton, Sumatera Utara I sebanyak 8.823 ton, Papua Barat Daya dengan 4.491 ton, dan Sumatera Selatan yang menyumbang 716 ton.
Produksi palm kernel (PK) ANJT pada Januari 2025 tercatat sebesar 4.163 ton, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 3.845 ton. Pulau Belitung masih menjadi wilayah dengan produksi PK terbanyak, yakni 1.490 ton.
Rata-rata produktivitas TBS pada Januari 2025 tercatat sebesar 1,6 ton per hektar, meningkat dari 1,4 ton per hektar pada Januari 2024. Meskipun demikian, angka Oil Extraction Rate (OER) mengalami sedikit penurunan, yaitu sebesar 20,3% pada akhir Januari 2025, dibandingkan dengan 20,8% pada Januari 2024.
Dalam hal luasan area tertanam, ANJT mencatatkan 48.353 hektar untuk area inti dan 5.005 hektar untuk area plasma/kemitraan pada 31 Januari 2025. Wilayah dengan area tertanam inti terbesar adalah Pulau Belitung, dengan 14.278 hektar, sedangkan area plasma/kemitraan terbanyak ada di Kalimantan Barat, dengan 2.345 hektar.
Perbandingan dengan Januari 2024 menunjukkan bahwa area tertanam inti mengalami penurunan tipis dari 48.515 hektar menjadi 48.353 hektar, sementara area tertanam plasma/kemitraan tetap sebesar 5.005 hektar.
Manajemen ANJT menyatakan optimisme terkait pertumbuhan produktivitas dan berharap dapat terus mendorong hasil produksi di tahun 2025, dengan tetap fokus pada efisiensi dan keberlanjutan operasional. (Hky)