JagatBisnis.com – Meskipun Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatatkan bahwa pertumbuhan premi dari kanal bancassurance dalam lima tahun terakhir mengalami stagnasi, hal itu tidak berlaku bagi PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia.
Karin Zulkarnaen, Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia, mengungkapkan bahwa pendapatan premi perusahaan dari kanal bancassurance masih tercatat tumbuh positif. “Hingga kuartal III-2024, Prudential Indonesia mencatatkan total pendapatan premi dari kanal bancassurance sebesar Rp 3,2 triliun, yang tumbuh 22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” katanya dalam wawancara, Senin (17/2).
Melihat capaian positif tersebut, Karin menegaskan bahwa Prudential Indonesia akan terus memperkuat berbagai strategi untuk mengoptimalkan pendapatan premi dari kanal bancassurance pada tahun 2025. Salah satunya adalah dengan memperkuat pemahaman dan informasi yang komprehensif tentang pilihan produk yang tersedia melalui kanal bancassurance.
Strategi untuk Meningkatkan Pendapatan Bancassurance
Dengan sejumlah strategi dan inovasi yang disiapkan, Prudential berharap kontribusi pendapatan premi dari kanal bancassurance akan terus meningkat dan memperkuat kinerja bisnisnya secara berkelanjutan.
Namun, menurut Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu, pertumbuhan yang stagnan pada kanal bancassurance selama lima tahun terakhir sebagian disebabkan oleh regulasi yang ketat, khususnya terkait pemasaran produk unitlink. “Selain itu, penurunan daya beli, persaingan dari kanal distribusi lain, dan rendahnya penetrasi asuransi turut memengaruhi kinerja premi bancassurance,” ungkap Togar.
Tantangan Regulasi dan Perilaku Nasabah
Togar juga menjelaskan bahwa regulasi yang lebih ketat, seperti aturan transparansi manfaat dan risiko produk untuk mencegah misselling, mengharuskan bank berhati-hati dalam menawarkan produk asuransi. Hal ini berdampak pada penurunan kinerja premi bancassurance.
Selain itu, perubahan perilaku nasabah yang semakin mengandalkan digital banking dan jarang datang langsung ke bank juga menambah tantangan. “Interaksi untuk penawaran bancassurance menjadi berkurang,” ujar Togar.
Peluang Pertumbuhan di 2025
Meski demikian, Togar tetap optimistis bahwa potensi pertumbuhan premi dari kanal bancassurance masih ada pada 2025. Namun, ia juga mengingatkan bahwa industri asuransi harus mewaspadai tantangan yang muncul, termasuk ketidakpastian ekonomi yang dapat memengaruhi daya beli masyarakat.
Berdasarkan data terbaru AAJI, pendapatan premi dari kanal bancassurance tercatat tumbuh tipis 2,9% Year on Year (YoY) menjadi Rp 57,70 triliun pada kuartal III-2024, meskipun pertumbuhannya tidak secepat yang diharapkan.
Dengan tantangan yang ada, perusahaan asuransi diharapkan dapat terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku konsumen agar tetap relevan dan efektif dalam memanfaatkan kanal bancassurance. (Mhd)