JagatBisnis.com – Surplus neraca perdagangan Indonesia diperkirakan akan mengalami penurunan pada Januari 2025, dengan salah satu faktor penyebab utama adalah turunnya harga batubara. Kepala Ekonom Bank BCA, David Sumual, memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia hanya akan mencapai US$ 1,47 miliar pada bulan tersebut, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 2,24 miliar.
Penurunan Kinerja Ekspor dan Impor
David menjelaskan bahwa melambatnya surplus neraca perdagangan Indonesia disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor dan impor. Ekspor diperkirakan akan turun sekitar 6,90% month to month (MtM) atau mencapai US$ 21,8 miliar, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang turun 2,24% MtM menjadi US$ 23,46 miliar. Meskipun begitu, secara tahunan, ekspor diperkirakan masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,58% year on year (YoY).
Di sisi lain, impor diperkirakan juga mengalami penurunan sekitar 4% MtM, dengan nilai totalnya diperkirakan mencapai US$ 20,4 miliar. Angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 21,22 miliar, meskipun impor tercatat meningkat 8,10% MtM secara bulanan. Secara tahunan, impor diperkirakan tumbuh 10,15% YoY.
Faktor Penyebab Penurunan Neraca Perdagangan
David menambahkan bahwa penurunan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2025 disebabkan oleh turunnya harga komoditas utama ekspor Indonesia seperti batubara dan CPO, sementara harga minyak justru mengalami kenaikan. Selain itu, kedua sektor ekspor dan impor juga terpengaruh oleh jumlah hari kerja yang lebih sedikit pada bulan tersebut.
Dalam jangka pendek, David memprediksi kinerja neraca perdagangan Indonesia masih cenderung melemah, seiring dengan ketidakpastian kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Selain itu, kurangnya katalis baru yang dapat mendorong harga komoditas juga membuat ekspor Indonesia cenderung stagnan.
Prediksi Surplus dari Ekonom Bank Danamon
Sementara itu, Ekonom Bank Danamon, Hosianna Evalita Situmorang (Ana), meramal surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2025 akan mencapai US$ 1,78 miliar. Meskipun lebih rendah dari bulan sebelumnya, surplus ini masih tercatat positif karena impor diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan ekspor.
Ana memperkirakan ekspor Januari 2025 akan tumbuh sebesar 6,35% YoY, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,78% YoY. Sementara itu, impor diperkirakan tumbuh 8,10%, meskipun lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan 11,07%.
Kenaikan Harga CPO Jadi Penopang Ekspor
Ana menyebutkan bahwa meskipun harga batubara dan baja tertekan, ekspor Indonesia tetap mencatatkan pertumbuhan berkat kenaikan harga CPO. Di sisi lain, impor meningkat seiring dengan kebutuhan untuk memenuhi permintaan sektor manufaktur. Meskipun surplus neraca perdagangan diperkirakan lebih rendah dari bulan sebelumnya, Ana menilai ini menunjukkan ketahanan ekspor Indonesia di tengah tekanan harga komoditas global.
Secara keseluruhan, meskipun surplus neraca perdagangan Indonesia mengalami penurunan, masih terdapat potensi ketahanan yang cukup baik di sektor ekspor, terutama dari komoditas yang masih menunjukkan pertumbuhan positif. (Mhd)