JagatBisnis.com – PT Bank Mega Tbk (MEGA) melaporkan kinerja yang kurang memuaskan sepanjang tahun 2024. Laba bersih Bank Mega mengalami penurunan sebesar 25,04% secara tahunan (YoY), tercatat hanya mencapai Rp 2,63 triliun dibandingkan dengan Rp 3,51 triliun pada tahun 2023.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan laba ini adalah turunnya pendapatan bunga bersih yang tercatat turun 7,83% YoY menjadi Rp 5,1 triliun. Selain itu, pendapatan operasional Bank Mega juga mengalami penurunan, dari Rp 2,29 triliun pada 2023 menjadi Rp 1,82 triliun pada 2024.
Beban Operasional Meningkat Beban operasional Bank Mega juga menunjukkan peningkatan, naik 5,62% YoY menjadi Rp 3,68 triliun. Hal ini memperburuk kinerja keuangan Bank Mega sepanjang tahun 2024.
Penurunan Penyaluran Kredit Bank Mega juga mencatatkan penurunan dalam fungsi intermediasi, di mana penyaluran kredit turun dari Rp 66,3 triliun pada 2023 menjadi Rp 64,65 triliun pada 2024. Penurunan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh bank dalam menjalankan kegiatan kredit di tengah kondisi ekonomi yang lebih sulit.
Positifnya DPK dan Total Aset Meskipun demikian, ada kabar baik dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), yang tumbuh sebesar 2,5% YoY menjadi Rp 91,67 triliun. Selain itu, total nilai aset Bank Mega juga mengalami sedikit peningkatan, tercatat sebesar Rp 134,92 triliun pada 2024, dibandingkan dengan Rp 132,05 triliun pada tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, meskipun Bank Mega mencatatkan pertumbuhan di sisi aset dan DPK, penurunan dalam pendapatan bunga, pendapatan operasional, serta penyaluran kredit, menunjukkan bahwa bank ini masih menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai kinerja yang lebih baik ke depan. (zan)