JagatBisnis.com – PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) mengumumkan rencana pengambilalihan saham mayoritas oleh Hanwha Life Insurance Co.Ltd., konglomerasi asal Korea Selatan. Dalam prospektus yang dipublikasikan pada Jumat (31/1), Hanwha Life akan mengakuisisi 40% saham NOBU, setara dengan 2,9 miliar unit saham.
Keputusan ini menciptakan ketidakpastian mengenai kelanjutan rencana merger antara NOBU dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP), yang sebelumnya digadang-gadang menjadi proyek percontohan aksi merger sukarela di industri perbankan Indonesia. Merger antara kedua bank ini awalnya direncanakan akan selesai pada Agustus 2023, sesuai dengan komitmen pemegang saham pengendali (PSP) masing-masing bank.
Bank Nobu, yang dimiliki oleh Lippo Group dan dikendalikan oleh keluarga Mochtar Riady, serta Bank MNC, yang dimiliki oleh taipan Hary Tanoesoedibjo, memiliki aset yang cukup signifikan. Namun, merger kedua bank ini masih belum terwujud meskipun target penyelesaian telah berkali-kali ditunda.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam pernyataan sebelumnya menjelaskan bahwa merger antara NOBU dan Bank MNC merupakan hasil kesepakatan pemegang saham dan berada dalam kewenangan mereka. “OJK mendukung pelaksanaan aksi korporasi yang dapat memperkuat industri perbankan, menghasilkan perbankan yang lebih efisien, sehat, dan berdaya saing,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KEPP) OJK, Dian Ediana Rae.
Sementara itu, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan, menilai belum ada kejelasan terkait kelanjutan merger tersebut. “OJK perlu mengonfirmasi kepastian rencana aksi korporasi ini dan memberikan timeline yang jelas,” katanya, Jumat (31/1).
Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran, Arianto Muditomo, menambahkan bahwa akuisisi saham Bank Nobu oleh Hanwha Life dan rencana merger dengan Bank MNC adalah dua aksi korporasi yang berbeda. “Hingga saat ini, belum ada informasi resmi yang menyatakan bahwa akuisisi ini bertentangan dengan merger tersebut. Namun, dengan masuknya Hanwha Life, dinamika merger mungkin akan berubah,” jelas Arianto.
Kedua bank ini sebelumnya merencanakan merger setelah tenggat waktu pemenuhan modal inti minimum bank umum sebesar Rp 3 triliun pada akhir 2022. Pada 2023, modal inti Bank MNC tercatat mencapai Rp 3,35 triliun, sementara Bank Nobu tercatat Rp 3,1 triliun.
Per November 2024, aset Bank Nobu tercatat sebesar Rp 32,63 triliun dengan total kredit mencapai Rp 19,97 triliun, sementara Bank MNC memiliki aset sebesar Rp 19,73 triliun dengan total kredit Rp 10,96 triliun. Dengan perkembangan ini, masa depan merger kedua bank akan bergantung pada keputusan strategis para pemegang saham dan persetujuan regulator. (Hky)