JagatBisnis.com – PT XL Axiata Tbk (EXCL) semakin memperkuat posisinya di industri operator telekomunikasi melalui merger dengan PT Smart Telecom (ST) dan PT Fren Tbk (FREN). Langkah ini diharapkan dapat mendongkrak pendapatan perusahaan dengan menciptakan ekosistem baru yang lebih besar dan efisien. Dalam jangka panjang, merger ini berpotensi memperluas jaringan dan memberikan keuntungan yang signifikan bagi EXCL.
Pembangunan XLSmart: Penggabungan EXCL, FREN, dan Smart Telecom
Merger EXCL dengan FREN menghasilkan entitas baru bernama XLSmart Telecom Sejahtera (XLSmart). Struktur kesepakatan melibatkan EXCL, FREN, dan Smart Telecom, dengan EXCL sebagai entitas yang bertahan dan FREN sebagai bagian dari kesepakatan ini. Smart Telecom (ST) akan dibubarkan, sementara Sinarmas akan menerima 21,7% saham di XLSmart, dan Axiata akan menguasai 47,9% saham.
Menurut analisis dari Ciptadana Sekuritas Indonesia, XLSmart bertujuan untuk meraih sinergi tahunan sebesar US$ 300 – US$ 400 juta dalam 3 hingga 4 tahun ke depan. Sinergi ini akan dicapai dengan mengoptimalkan jaringan, termasuk menonaktifkan 20-30% situs yang tumpang tindih dari total 68 ribu situs yang ada saat ini.
Peluang Sinergi dan Ekspansi Jaringan
Analis Ciptadana, Gani, menilai bahwa merger ini memberikan peluang besar dalam hal pengoptimalan saluran distribusi, baik tradisional maupun digital. Skala operasi yang lebih besar juga memungkinkan perusahaan untuk memperluas jaringan dan meningkatkan efisiensi pengadaan. XLSmart dapat memanfaatkan ekosistem grup Sinarmas untuk mendorong lebih banyak bisnis, termasuk pusat data, analitik, dan layanan digital lainnya.
Salah satu tantangan yang mungkin dihadapi dalam integrasi adalah potensi hilangnya pelanggan selama dan setelah proses merger. Namun, manajemen XLSmart telah menyiapkan inisiatif untuk mengatasi risiko ini. Strategi perusahaan juga mencakup keberlanjutan merek-merek yang ada, seperti XL, Axis, dan Smartfren, yang melayani segmen pasar yang berbeda.
Integrasi dan Strategi Bisnis Non-Seluler
Di luar bisnis seluler, XLSmart akan terus menjalankan lini bisnis non-seluler seperti Fixed Mobile Convergence (FMC), layanan terkelola, dan solusi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Integrasi bisnis seluler ini sebagian besar tidak akan mengubah jalannya bisnis non-seluler yang sudah berjalan.
Kepemilikan Spektrum dan Tata Kelola Perusahaan
Salah satu hal yang masih dalam pembicaraan adalah kepemilikan spektrum gabungan. EXCL-FREN tengah berdiskusi dengan pemerintah mengenai apakah XLSmart dapat mempertahankan 100% spektrum yang dimiliki. Meskipun demikian, manajemen XLSmart optimis bahwa kepemilikan spektrum yang seimbang di antara operator akan mendukung kelancaran proses penggabungan.
Dalam hal tata kelola, XLSmart akan memiliki struktur Dewan Komisaris dan Direksi yang melibatkan perwakilan dari Sinarmas dan Axiata. Perwakilan dari Axiata akan menjadi CEO, namun mekanisme untuk menyelesaikan potensi kebuntuan akan tetap ada mengingat kepemilikan saham yang relatif seimbang.
Prospek Jangka Panjang dan Tantangan
Meskipun merger ini diharapkan membawa banyak sinergi, analis Gani memperkirakan bahwa hasil dari penggabungan ini mungkin membutuhkan waktu untuk terwujud sepenuhnya. Terlebih, pada saat ini, PT Indosat Tbk (ISAT) dianggap sebagai pesaing yang lebih menarik di tengah kompetisi yang semakin ketat di industri telekomunikasi.
Namun, analis dari Mirae Asset Sekuritas, Daniel Widjaja, melihat merger EXCL dengan FREN dan akuisisi Link Net (LINK) sebagai langkah positif yang dapat memperkuat kinerja jangka panjang EXCL. Penggabungan ini membuka peluang untuk ekspansi pelanggan dan variasi paket yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Posisi EXCL di Segmen Fixed Broadband
Selain di sektor seluler, EXCL juga semakin memperkuat posisinya di segmen Fixed Broadband (FBB). Akuisisi Link Net pada akhir September 2024 memperluas jangkauan layanan EXCL dengan tambahan lebih dari 750 ribu pelanggan First Media milik LINK, sehingga total pelanggan FBB EXCL menjadi lebih dari 1 juta. Pertumbuhan ini menjadikan EXCL pemain terbesar kedua di pasar FBB setelah IndiHome.
Menurut analis Phintraco Sekuritas, Aditya Prayoga, bisnis Fixed Broadband EXCL berpotensi menjadi mesin pertumbuhan baru di masa depan, dengan fokus pada perluasan jaringan dan penetrasi pasar yang lebih luas, terutama di luar Pulau Jawa.
Aplikasi Digital sebagai Kekuatan Pendukung
EXCL juga memanfaatkan aplikasi digital seperti MyXL untuk memperkuat loyalitas pelanggan dan meningkatkan pendapatan. Aplikasi ini menawarkan berbagai fleksibilitas paket dan bonus akumulatif yang menjadi daya tarik bagi pelanggan. Adopsi teknologi digital ini semakin memperkokoh posisi EXCL dalam menghadapi persaingan.
Rekomendasi Saham dan Prospek Kedepan
Analis dari Mirae Asset Sekuritas dan Ciptadana Sekuritas memberikan rekomendasi “Buy” untuk saham EXCL, dengan target harga Rp 2.900 hingga Rp 3.000 per saham. Meskipun ada risiko persaingan yang ketat dan tantangan dalam ekspansi di luar Jawa, potensi sinergi dari merger dan akuisisi ini membuat EXCL memiliki prospek jangka panjang yang solid.
Dengan langkah-langkah strategis yang diambil, EXCL berpotensi untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar di sektor telekomunikasi Indonesia, serta menciptakan ekosistem yang lebih besar dan lebih efisien di pasar digital dan seluler. (Mhd)