JagatBisnis.com – PT Petrosea Tbk (PTRO) akan memulai proyek besar dalam sektor penambangan nikel, setelah memenangkan tender untuk menggarap area Bahodopi Blok 2 dan 3 di Sulawesi Tengah. Area tersebut merupakan bagian dari konsesi milik PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Konfirmasi mengenai hal ini disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan Vale Indonesia, Wiwik Wahyuni, yang merespons permintaan klarifikasi dari Bursa Efek Indonesia. Wiwik menjelaskan bahwa PTRO terpilih sebagai pemenang tender setelah melalui proses lelang yang sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik. Setelah penetapan pemenang, kedua belah pihak akan segera menandatangani kontrak kerja sama.
“Baik pihak Perseroan maupun PTRO akan segera memfinalisasi penandatanganan kontrak jasa pertambangan ini, yang diharapkan dapat selesai pada Maret 2025,” ujar Wiwik dalam keterbukaan informasi yang disampaikan pada Rabu, 15 Januari 2025.
Proyek ini diperkirakan bernilai sekitar USD 1 miliar (setara Rp 16 triliun) dengan durasi 10 tahun. Lingkup pekerjaan mencakup pengupasan lapisan tanah, penambangan, pengangkutan bijih nikel, serta pembangunan infrastruktur terkait pertambangan.
“Kontrak ini akan memperkuat operasional bisnis Perseroan dengan tambahan produksi bijih nikel dari area Bahodopi Blok 2 dan 3, yang akan melengkapi produksi dari Blok Sorowako yang telah beroperasi selama ini,” tambah Wiwik.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Petrosea, Anto Broto, mengonfirmasi bahwa proyek ini merupakan salah satu proyek potensial yang sedang dalam tahap finalisasi kontrak.
Seperti diketahui, PT Vale Indonesia (INCO) kini berada di bawah kendali holding pertambangan BUMN, MIND ID, yang bersama Vale Canada Limited mengendalikan 34% saham INCO. PT Petrosea sendiri merupakan bagian dari konglomerasi bisnis yang dikendalikan oleh Prajogo Pangestu, melalui PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). CUAN sendiri merupakan induk usaha PT Kreasi Jasa Persada, yang mengendalikan 41,52% saham PTRO.
Pada perdagangan saham yang terjadi pada Rabu (15/1), harga saham PTRO dan INCO tercatat mengalami penurunan. Saham INCO turun 0,82% ke harga Rp 3.650 per lembar, sementara saham PTRO melemah 3,69% ke level Rp 3.390 per lembar. (Mhd)