JagatBisnis.com – PT Indika Energy Tbk (INDY) mengumumkan langkah strategis untuk mempercepat proyek emas Awak Mas yang berlokasi di Sulawesi Selatan. Melalui anak usahanya, PT Masmindo Dwi Area (MDA), INDY telah menunjuk perusahaan asal Australia, Macmahon Holding Limited, sebagai kontraktor jasa pertambangan untuk proyek ini.
Pada 9 Januari 2025, MDA dan Macmahon menandatangani kontrak jasa pertambangan senilai AUD 463 juta yang berlaku selama tujuh tahun, dengan opsi perpanjangan lima tahun. Proyek ini direncanakan untuk mulai berjalan pada pertengahan 2025.
Target Produksi Emas yang Ambisius
Sekretaris Perusahaan Indika Energy, Adi Pramono, menyampaikan bahwa kontrak ini merupakan bagian dari strategi untuk memastikan kelancaran proyek emas Awak Mas. Berdasarkan proyeksi sebelumnya, INDY menargetkan produksi emas di proyek Awak Mas akan mencapai 100.000 ons troi per tahun pada semester II-2026.
Total investasi yang diperlukan untuk proyek ini diperkirakan mencapai US$ 429 juta hingga 2026. Hingga September 2024, investasi yang telah digelontorkan untuk proyek ini telah mencapai US$ 238,9 juta.
Potensi Jangka Panjang untuk Indika Energy
Emil Fajrizki, Research Analyst di Stocknow.id, menilai proyek emas Awak Mas sebagai peluang pendapatan jangka panjang yang menarik bagi INDY. Proyek ini menjadi bagian dari upaya diversifikasi bisnis Indika Energy, yang sebelumnya dikenal lebih dominan dengan bisnis batubara.
Selain proyek pertambangan emas, INDY juga mengembangkan sektor kendaraan listrik (EV) dan energi baru terbarukan (EBT). Namun, hingga saat ini, segmen batubara masih menjadi penyumbang utama pendapatan INDY. Emil percaya bahwa meskipun bisnis batubara masih mendominasi, arus kas yang kuat dari sektor tersebut akan mendukung upaya diversifikasi bisnis ke sektor-sektor baru seperti emas, EV, dan EBT.
Prospek Saham INDY dan Rekomendasi Analisis
Secara teknikal, analis mencatatkan potensi pergerakan saham INDY. Dimas Krisna Ramadhani, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas, menyarankan investor untuk mempertimbangkan saham INDY jika berhasil breakout dan bertahan di atas level Rp 1.800. “Jika INDY dapat mempertahankan posisi di atas Rp 1.800, saham ini bisa mengalami transisi dari sideways menjadi uptrend,” kata Dimas.
Rekomendasi untuk saham INDY adalah buy on pullback pada kisaran Rp 1.590 – Rp 1.600, dengan target harga di kisaran Rp 1.800 – Rp 1.850, serta stoploss di Rp 1.500. Sementara itu, analis dari MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memberikan rekomendasi speculative buy dengan cermat memantau level support di Rp 1.680 dan resistance di Rp 1.770, serta target harga Rp 1.800 – Rp 1.830.
Emil juga menyarankan investor untuk memanfaatkan koreksi saham INDY sebagai peluang masuk, dengan target harga Rp 1.795 – Rp 2.000, serta stoploss di bawah Rp 1.600 per saham.
Kesimpulan
Indika Energy terus mengukir langkah besar dalam mengembangkan proyek diversifikasi, terutama dalam sektor pertambangan emas dan energi terbarukan. Dengan keberhasilan proyek emas Awak Mas dan prospek yang cerah di sektor EV dan EBT, INDY berpotensi tumbuh dalam jangka panjang, meski bisnis batubara tetap menjadi sumber pendapatan utama dalam waktu dekat. (Hky)