Ekbis  

Bukalapak Fokus ke Layanan Digital, Hentikan Penjualan Produk Fisik pada 2025

Bukalapak Fokus ke Layanan Digital, Hentikan Penjualan Produk Fisik pada 2025. foto dok uzone.id

JagatBisnis.com – Bukalapak, salah satu pelopor platform e-commerce di Indonesia, telah mengambil langkah strategis dengan menghentikan penjualan produk fisik di marketplace mereka mulai Februari 2025. Keputusan ini mencerminkan upaya perusahaan untuk lebih fokus pada layanan digital dan produk virtual, yang diperkirakan memiliki potensi pertumbuhan lebih besar, serta mendukung keberlanjutan bisnis di masa depan.

Meningkatnya Potensi Ekonomi Digital di Indonesia

Langkah Bukalapak ini juga selaras dengan tren pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Berdasarkan data Kemenkeu, pada 2022, ekonomi digital Indonesia mencapai US$77 miliar, meningkat pesat dari USD 41 miliar pada 2019. Ekonomi digital tanah air diperkirakan akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$146 miliar pada 2025, dengan Indonesia menguasai 40% pasar ekonomi digital di ASEAN pada 2023.

Baca Juga :   Bukalapak Tawarkan Sahamnya Rp850

Indonesia juga tercatat mengalami peningkatan signifikan dalam adopsi teknologi digital, yang tercermin dalam kenaikan 11 peringkat pada World Digital Competitiveness Ranking, dari peringkat 56 pada 2019 menjadi peringkat 45 pada 2023.

Langkah Tepat di Tengah Tantangan Industri E-Commerce

Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji, menilai keputusan Bukalapak untuk berfokus pada layanan digital adalah langkah yang tepat. Menurutnya, keputusan ini dapat memperkuat pertumbuhan perusahaan di tengah tantangan besar yang dihadapi industri marketplace, seperti penurunan daya beli masyarakat pasca-pandemi COVID-19 dan persaingan harga yang ketat.

“Menutup layanan produk fisik untuk fokus pada marketplace digital adalah strategi yang mendukung pertumbuhan. Itu langkah tepat, fokus digital. Apalagi industri marketplace memang telah mengalami tantangan besar,” kata Nafan.

Pendekatan yang Efektif untuk Menekan Pengeluaran dan Meningkatkan Keuntungan

Baca Juga :   Microsoft Jalin Kemitraan dengan Bukalapak

Dengan mengalihkan fokus ke layanan digital, Bukalapak diharapkan dapat lebih efektif menekan pengeluaran operasional dan memperkuat kinerja keuangan jangka panjang. Rita Efendi, pakar investasi saham, juga mendukung langkah ini, mengingat kontribusi penjualan produk fisik terhadap pendapatan Bukalapak hanya sekitar 3%, yang semakin menurun dari waktu ke waktu.

“Penjualan produk fisik semakin membebani biaya operasional, sementara layanan digital seperti Mitra Bukalapak dan gaming memiliki prospek yang jauh lebih cerah,” ungkap Rita.

Akuisisi Itemku dan Layanan Investasi: Bukti Komitmen pada Digitalisasi

Sebagai bagian dari transformasi digital, Bukalapak juga telah mengakuisisi Itemku, platform marketplace barang virtual gaming, pada 2021. Akuisisi ini semakin memperkuat komitmen perusahaan untuk mendiversifikasi bisnis di sektor digital. Selain gaming, layanan investasi yang diluncurkan sejak 2019 juga menjadi prioritas perusahaan.

Baca Juga :   Satukan Kekuatan Grab, Emtek dan Bukalapak Kawal Solo Jadi Smart City

Bukalapak juga terus memberdayakan UMKM melalui platform Mitra Bukalapak, yang telah beroperasi sejak 2018 dan menjadi salah satu kontributor terbesar bagi pendapatan perusahaan.

Masa Depan Bukalapak yang Cerah di Ekosistem Digital Indonesia

Keputusan Bukalapak untuk mengalihkan fokusnya sepenuhnya ke layanan digital menunjukkan keberanian dalam mengambil langkah strategis demi kepentingan jangka panjang perusahaan dan pemegang saham. Dengan tata kelola yang baik dan evaluasi bisnis yang terus dilakukan, Bukalapak berkomitmen untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih kuat di Indonesia.

Dengan memperhatikan efisiensi operasional dan inovasi, diharapkan strategi ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan Bukalapak, sekaligus memberikan nilai lebih bagi pemegang saham dan memperkuat posisi mereka sebagai pemain utama di sektor digital Indonesia. (Mhd)