JagatBisnis.com – Kementerian Pertanian (Kementan) mengimbau para peternak sapi di Provinsi Jawa Timur untuk segera melakukan vaksinasi pada ternaknya guna mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Imbauan ini semakin mendesak setelah mencuatnya laporan kasus PMK yang meresahkan peternak di wilayah tersebut.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menegaskan bahwa vaksin PMK tersedia melalui dinas peternakan dan kesehatan hewan setempat, atau bisa dibeli secara mandiri dengan harga yang sangat terjangkau, yakni kurang dari Rp 50.000 per dosis. Ia menambahkan bahwa meski pemerintah telah mengalokasikan 4 juta dosis vaksin, jumlah tersebut tidak cukup untuk seluruh populasi sapi di Indonesia, sehingga peternak diminta tidak menunggu bantuan dari pemerintah.
“Kami mengimbau kepada masyarakat yang memiliki ternak sapi untuk segera melakukan vaksinasi sendiri. Selain vaksin yang kami berikan secara gratis melalui dinas peternakan, kami harap peternak juga tidak menunggu hingga ternaknya terkena PMK,” ujar Sudaryono pada keterangan resmi, Rabu (8/1).
Sudaryono juga mengingatkan bahwa penting bagi peternak untuk segera melaporkan jika ada indikasi sapi terpapar PMK. Laporan yang cepat akan mempermudah petugas dalam melakukan tindakan isolasi dan pengobatan sesuai prosedur yang berlaku, sehingga penularan dapat dicegah lebih dini.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, mengungkapkan bahwa kasus PMK di Jatim terus meningkat sejak November hingga Desember 2024, dengan total 6.072 kasus yang mengakibatkan 282 ekor sapi mati. Kasus tersebut tersebar di 30 daerah di Jawa Timur.
“Gejala klinis pada sapi yang terjangkit PMK antara lain lemah, pincang, air liur berlebihan, serta berbusa. Untuk itu, kami terus mempercepat vaksinasi dan pengobatan pada ternak yang terinfeksi,” ujar Indyah.
Selain vaksinasi, pihak Dinas Peternakan juga melakukan edukasi dan sosialisasi kepada peternak mengenai penanganan yang tepat terhadap ternak yang terpapar PMK. Tidak hanya itu, tim petugas juga turun untuk melakukan penyemprotan disinfektan di pasar ternak guna mencegah penularan yang lebih luas.
Dengan langkah-langkah preventif ini, diharapkan penyebaran PMK dapat diminimalisir, dan kesejahteraan peternak serta kesehatan ternak sapi di Jawa Timur tetap terjaga. (mhd)