JagatBisnis.com – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menargetkan untuk meningkatkan proporsi dana murah menjadi lebih dari 54% pada tahun 2025. Hal ini menjadi langkah strategis bagi BTN yang dikenal kuat di sektor properti, dalam menghadapi tantangan persaingan likuiditas yang ketat di industri perbankan.
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menjelaskan bahwa pendanaan menjadi tema besar bagi perbankan, mengingat kondisi likuiditas yang mahal dan persaingan yang semakin tinggi. Menurut Nixon, biaya dana (cost of fund) BTN saat ini berada di posisi tertinggi di antara bank-bank milik negara (Himbara), sehingga perusahaan berkomitmen untuk terus menurunkannya dengan berbagai upaya.
BTN berencana menggenjot dana murah dengan memperkuat sektor tabungan dan melakukan berbagai inisiatif. Salah satu langkah yang diambil adalah transformasi digital, seperti yang telah dilakukan pada aplikasi mobile banking mereka, Bale by BTN. Selain itu, BTN juga berencana untuk mengubah kantor cabangnya menjadi digital store, yang diharapkan akan meningkatkan efisiensi operasional dan memodernisasi proses bisnis.
Selama lima tahun terakhir, BTN telah melaksanakan transformasi di berbagai aspek, termasuk memperkuat praktik tata kelola yang baik (good corporate governance) dan pengembangan inovasi keberlanjutan (sustainability). Hasilnya, performa bisnis BTN terus menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Nixon juga mengungkapkan optimisme terhadap target aset BTN yang diproyeksikan dapat menembus angka Rp 500 triliun pada 2025, didorong oleh program Satu Juta Rumah yang berjalan baik pada pemerintahan sebelumnya. Ia juga berharap upaya tersebut dapat membantu pemerintah mencapai target Program 3 Juta Rumah dengan adanya 632.000 unit rumah dalam pengelolaan BTN saat ini.
Dengan berbagai langkah transformasi yang terus dilakukan, BTN siap mendukung pemerintah dalam mewujudkan kebutuhan rumah bagi masyarakat Indonesia. (Hky)