Ekbis  

WIKA Raih Kontrak Baru Rp 19,9 Triliun hingga November 2024, Fokus Proyek Infrastruktur dan Ketahanan Energi di 2025

WIKA Raih Kontrak Baru Rp 19,9 Triliun hingga November 2024, Fokus Proyek Infrastruktur dan Ketahanan Energi di 2025. foto dok wika.co.id

JagatBisnis.com – PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatatkan perolehan nilai kontrak baru yang impresif sebesar Rp 19,9 triliun hingga November 2024, mencerminkan kenaikan 18% dibandingkan dengan nilai kontrak yang tercatat pada Oktober 2024 sebesar Rp 16,9 triliun.

Sekretaris Perusahaan WIKA, Mahendra Vijaya, mengungkapkan bahwa mayoritas kontribusi nilai kontrak baru berasal dari sektor infrastruktur dan gedung, yang menyumbang 66% dari total nilai kontrak. Sektor energi dan industrial plant memberikan kontribusi 15%, disusul sektor industri 14%, dan sektor properti yang berkontribusi 5%.

Baca Juga :   Pembangunan Infrastruktur WIKA: Dukung Perekonomian Jangka Panjang dan Keberlanjutan Ekonomi Lokal

“Perolehan nilai kontrak ini menunjukkan soliditas perusahaan, dengan mayoritas berasal dari proyek-proyek infrastruktur yang mendukung ketahanan nasional,” ujar Mahendra dalam keterangannya pada Senin (30/12).

Selain fokus pada proyek-proyek infrastruktur pemerintah, WIKA juga berencana untuk mengejar proyek-proyek EPCC yang berkaitan dengan ketahanan energi dan industri hilirisasi di tahun 2025. Hal ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk memperkuat posisi di sektor-sektor yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Di sisi lain, WIKA masih melakukan upaya restrukturisasi utang. Perusahaan ini terus berkomunikasi dengan para pemegang obligasi dan sukuk yang belum menyetujui beberapa keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) dan Rapat Umum Pemegang Sukuk (RUPSU).

Baca Juga :   PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) Raih Kontrak Baru Rp 11,58 Triliun hingga Juli 2024.

Sebagai informasi, dalam hasil RUPO yang digelar pada 16 Desember 2024, WIKA meminta persetujuan dari pemegang obligasi untuk pengesampingan pemenuhan kewajiban keuangan, yang akhirnya disetujui oleh pemegang obligasi. Namun, dalam RUPSU yang sama, permintaan terkait sukuk tidak mendapat persetujuan dari 75% pemegang sukuk yang hadir, sehingga tidak ada keputusan yang diambil.

Baca Juga :   Wika Karya Raih Kontrak Baru Rp 15,5 Triliun, Fokus pada Infrastruktur dan Inovasi

Menjelang tahun 2025, WIKA berencana melakukan divestasi aset, terutama pada penyertaan jalan tol minoritas yang telah selesai dikerjakan. “Kami akan terus berkomunikasi dengan pemegang saham mayoritas dan investor potensial lainnya untuk melanjutkan rencana strategis tersebut,” tambah Mahendra.

Terkait kinerja saham, saham WIKA ditutup pada level Rp 244 per saham di akhir perdagangan hari ini. Saham WIKA tercatat naik 19,66% sejak awal tahun 2024, mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek bisnis perusahaan di masa mendatang. (Mhd)