JagatBisnis.com – PT Trans Power Marine Tbk (TPMA), emiten transportasi laut, optimis bahwa prospek bisnis di tahun 2025 masih sangat menjanjikan, terutama seiring dengan proyeksi pertumbuhan komoditas curah seperti batubara dan nikel yang akan terus berkembang. Hal ini didukung oleh rencana pemerintah untuk meningkatkan produksi kedua komoditas tersebut.
Prospek Pertumbuhan Komoditas Curah
Direktur TPMA, Rudy Sutiono, menyatakan bahwa produksi batubara dan nikel yang diperkirakan akan terus tumbuh pada 2025 akan berdampak positif bagi industri transportasi laut. “Kami percaya, selama volume produksi batubara dan nikel nasional tumbuh, bisnis kapal tunda dan tongkang masih akan diperlukan,” ujar Rudy dalam wawancara dengan Kontan.co.id pada Jumat (27/12).
Dengan adanya pertumbuhan ini, TPMA melihat peluang besar dalam mendukung pengangkutan komoditas curah yang menjadi kebutuhan utama dalam industri pertambangan. Oleh karena itu, perusahaan akan terus memperluas armada untuk mengkapitalisasi potensi pertumbuhan volume produksi nasional.
Ekspansi Armada untuk Mendukung Pertumbuhan
Sebagai bagian dari strategi ekspansi untuk menghadapi tahun depan, TPMA berencana untuk menambah armada kapal tunda dan tongkang. Rudy menjelaskan, untuk mendukung ekspansi bisnis tersebut, TPMA telah memesan enam set kapal tunda dan tongkang serta satu unit floating crane untuk perusahaan patungan yang baru didirikan, yaitu PT Trans Ocean Permata.
Untuk merealisasikan rencana ekspansi ini, TPMA menyiapkan belanja modal (capital expenditure/Capex) sebesar US$ 35 juta. Peningkatan armada ini bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas angkutan dan memperluas cakupan layanan, seiring dengan semakin tingginya permintaan transportasi laut.
Trans Ocean Permata: Kerja Sama Strategis
Pada kesempatan yang sama, Rudy juga mengungkapkan bahwa TPMA bersama PT Samudra Investama Maju baru saja mendirikan perusahaan patungan bernama Trans Ocean Permata. Dalam kerja sama ini, TPMA memegang 51% saham dan Samudra Investama Maju memiliki 49% saham. Meskipun ada kemitraan, tidak ada hubungan afiliasi antara kedua perusahaan.
Perusahaan patungan ini akan fokus pada akuisisi 20 set kapal tunda dan tongkang serta dua unit floating crane dalam periode 2-3 tahun ke depan. Rencana ini sejalan dengan visi untuk memperluas kapasitas dan mendukung permintaan transportasi laut yang diprediksi akan terus meningkat.
Kinerja Keuangan Positif pada 2024
Hingga kuartal III 2024, TPMA mencatatkan kinerja keuangan yang positif. Pendapatan perusahaan tercatat mengalami kenaikan sebesar 12,78% secara tahunan (year on year/YoY), menjadi US$ 89,38 juta, dibandingkan dengan US$ 79,25 juta pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, laba bersih TPMA tercatat sebesar US$ 17,64 juta, yang meningkat 34,15% dibandingkan dengan laba bersih di tahun sebelumnya yang sebesar US$ 13,15 juta.
Peningkatan laba bersih ini mencerminkan efisiensi operasional dan strategi ekspansi yang berjalan dengan baik, serta prospek yang lebih cerah untuk tahun-tahun mendatang.
Kesimpulan: Prospek Cerah untuk 2025
Dengan meningkatnya permintaan transportasi laut seiring dengan pertumbuhan komoditas curah seperti batubara dan nikel, serta dukungan ekspansi armada dan perusahaan patungan, TPMA memiliki prospek yang cerah untuk tahun 2025. Rencana peningkatan armada dan investasi pada infrastruktur akan memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan di masa mendatang, memastikan TPMA tetap menjadi pemain utama dalam industri transportasi laut di Indonesia. (Zan)