Ekbis  

Kinerja Emiten Konstruksi dan Tantangan Kenaikan PPN 12% pada 2025

Kinerja Emiten Konstruksi dan Tantangan Kenaikan PPN 12% pada 2025. foto dok ptpp.co.id

JagatBisnis.com – Sektor konstruksi, baik BUMN Karya maupun swasta, menghadapi tantangan berat menjelang 2025, terutama terkait dengan kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12%. Meskipun beberapa barang dan jasa terkait konstruksi seperti rumah sederhana dan jasa konstruksi untuk bencana nasional akan dibebaskan dari PPN 12%, dampaknya tetap akan terasa pada bahan baku dan jasa konstruksi, yang kemungkinan akan mengalami kenaikan harga.

Dampak Kenaikan PPN 12% Terhadap Emiten Konstruksi

  1. WIKA dan WTON:
    • PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menyatakan akan mengamati implementasi PPN 12% dan mempersiapkan diri untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan infrastruktur. WIKA berharap bisa mengoptimalkan portofolio proyek infrastruktur terkait ketahanan pangan, pendidikan, dan hilirisasi.
    • PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mengungkapkan bahwa kenaikan PPN lebih berdampak pada konsumen akhir seperti pemilik apartemen, bukan pada kontraktor. Namun, potensi penurunan permintaan akibat harga yang lebih tinggi masih menjadi perhatian utama.
  2. Perkiraan Kinerja Berdasarkan Sektor:
    • Emiten konstruksi yang bergantung pada proyek swasta dan sensitif terhadap perubahan harga cenderung akan lebih terpengaruh oleh kebijakan PPN 12%. Sebaliknya, emiten dengan kontrak jangka panjang dan harga tetap, seperti beberapa emiten BUMN Karya, kemungkinan bisa lebih bertahan.
Baca Juga :   Soal Rencana Kenaikan Tarif PPN Jadi 12%, Ini Kata Pengamat

Kinerja Emiten Konstruksi di Kuartal III 2024:

  • Secara keseluruhan, emiten BUMN Karya mengalami penurunan pendapatan sebesar 8,2% YoY hingga September 2024, meskipun kerugian bersihnya mengalami perbaikan. Sementara itu, emiten konstruksi non-BUMN mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 1,2% YoY dan laba bersih naik 44,5% YoY.
  • Kinerja saham emiten konstruksi juga bervariasi, dengan saham PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY) menjadi yang terbaik, mengalami kenaikan 182,09% YTD.
Baca Juga :   Apindo Minta Pemerintah Kaji Ulang Rencana Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Rekomendasi Saham Emiten Konstruksi:

  • Analis Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, merekomendasikan wait and see untuk emiten konstruksi, mengingat sentimen negatif yang masih dominan di sektor ini, meskipun ada potensi positif dari proyek strategis pemerintah.
  • Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan untuk accumulate saham emiten BUMN Karya seperti ADHI, PTPP, dan WIKA dengan target harga masing-masing Rp 276, Rp 418, dan Rp 358 per saham.
Baca Juga :   Soal Rencana Kenaikan Tarif PPN Jadi 12%, Ini Kata Pengamat

Tantangan yang Dihadapi Emiten BUMN Karya:

  • Meskipun BUMN Karya mendapat keuntungan dari keterlibatan dalam proyek strategis nasional (PSN), emiten ini masih menghadapi tantangan besar terkait arus kas negatif. Tantangan tersebut dapat diatasi dengan penerapan good corporate governance yang lebih baik.

Dengan proyeksi dampak kenaikan PPN dan persaingan yang ketat, sektor konstruksi perlu memanfaatkan peluang dari proyek pemerintah dan memperhatikan dinamika permintaan pasar agar tetap bisa mempertahankan kinerja positif. (Zan)