JagatBisnis.com – Hingga Oktober 2024, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berhasil mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp 14,7 triliun, yang setara dengan 61,25% dari target kontrak baru mereka di tahun ini yang sebesar Rp 24 triliun.
Rozi Sparta, Corporate Secretary ADHI, menjelaskan bahwa sebagian besar kontribusi kontrak baru berasal dari sektor Engineering & Construction, yang menyumbang hingga 89% dari total kontrak baru. Sektor lainnya, yaitu properti memberikan kontribusi 5%, manufaktur 4%, dan investasi & konsesi sebesar 2%.
Meskipun baru mencapai 61,25% dari target kontrak baru, ADHI tetap optimis dapat memenuhi target kontrak baru senilai Rp 24 triliun pada akhir tahun 2024. Rozi menyebutkan bahwa target yang lebih rendah dibandingkan dengan 2023 disebabkan oleh transisi tahun politik, yang mengakibatkan beberapa tender proyek tertunda. Selain itu, ADHI juga lebih selektif dalam memilih proyek baru, dengan memperhatikan skema pembayaran yang hati-hati dan prudent.
Fokus utama ADHI tetap pada sektor Engineering & Construction, yang selama ini menjadi penyumbang terbesar dalam portofolio kontrak mereka. Namun, ADHI juga berharap dapat meningkatkan kontribusi dari sektor Properti serta Investasi & Konsesi untuk mendiversifikasi sumber pendapatan.
Pada kuartal III-2024, ADHI mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 9,16 triliun, turun 19,97% dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal yang sama di tahun sebelumnya (Rp 11,44 triliun). Meskipun mengalami penurunan pada pendapatan, laba bersih ADHI tercatat mengalami kenaikan signifikan, mencapai Rp 69,32 miliar, naik 194,51% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
ADHI tetap optimis dapat menjaga kinerja positif meskipun menghadapi tantangan pasar dan kondisi ekonomi yang berfluktuasi. (Hky)