JagatBisnis.com – Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin (BINS) milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Karawang, Jawa Barat, kini memasuki masa produksi siklus kedua. Produksi yang sedang berjalan ini diharapkan dapat mendukung kebutuhan bahan baku untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu program prioritas pemerintah.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Wahyu Sakti Trenggono, mengungkapkan hal tersebut usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto yang meninjau langsung kegiatan produksi siklus kedua tambak BINS di Karawang.
“Bapak Presiden sudah melihat langsung kegiatan modeling budidaya nila salin. Kami targetkan hasil produksi siklus kedua dapat mendukung program Makan Bergizi Gratis,” ujar Menteri Trenggono dalam siaran pers resmi KKP, Selasa (3/12).
Target Produksi dan Proses Pembesaran Ikan Nila
Pada siklus kedua ini, total benih yang ditebar mencapai 600 ribu ekor. Benih-benih tersebut dibagi ke dalam 10 petak tambak yang masing-masing memiliki luas 2.000 meter persegi, dengan tebaran 30 ribu ekor per petak. Sementara itu, di 5 petak lainnya yang berukuran 4.000 meter persegi, ditebar 60 ribu ekor per petak.
Proses pembesaran ikan Nila salin ini membutuhkan waktu sekitar 8 hingga 10 bulan untuk mencapai ukuran panen. Diharapkan, berat ikan akan mencapai sekitar 0,8 kg per ekor pada saat panen, dengan total estimasi panen mencapai 360 ton. Tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih diperkirakan berkisar antara 70%-80%.
“Perbaikan terus kami lakukan untuk memastikan produksi dapat terus meningkat,” kata Trenggono, menambahkan bahwa upaya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi tetap menjadi fokus utama.
Dukungan Terhadap Program Pemerintah dan Revitalisasi Tambak
Menteri Trenggono lebih lanjut menjelaskan bahwa peningkatan produksi budidaya nila salin ini tidak hanya bertujuan untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis, tetapi juga untuk mendukung swasembada pangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui produk perikanan yang bermutu dan berdaya saing.
Selain itu, teknologi budidaya BINS yang digunakan di tambak ini juga akan diterapkan dalam program revitalisasi tambak-tambak tidak produktif yang tersebar di jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa. Dalam kunjungan tersebut, Menteri Trenggono memaparkan rencana program revitalisasi tambak kepada Presiden Prabowo sebagai bagian dari upaya meningkatkan produktivitas sektor perikanan di wilayah tersebut.
Dengan keberhasilan program ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi ketahanan pangan Indonesia, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi para petani tambak dan masyarakat pesisir. (Hky)