JagatBisnis.com – PT Angkasa Pura Hotel (APH) dan PT Angkasa Pura Properti (APP), dua entitas yang berada di bawah PT Integrasi Avia Solusi (IAS), mengumumkan rencana merger mereka. Merger ini bertujuan untuk mengoptimalkan struktur bisnis di bawah holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney).
Latar Belakang Merger
IAS, yang mengelola bisnis melalui berbagai badan usaha yang bergerak di bidang kargo dan logistik, ground handling, hospitality, operasional pendukung, dan properti, menyadari adanya tumpang tindih bisnis antara perusahaan-perusahaan yang beroperasi di lini bisnis yang serupa. Hal ini mendorong kebutuhan untuk merestrukturisasi dan menata portofolio perusahaan agar lebih efisien dan terkoordinasi.
Untuk itu, IAS berencana membentuk PT InJourney Aviation Service Properties (IASP) sebagai entitas baru yang menggabungkan APP dan APH. IASP akan berfungsi sebagai cangkang bisnis properti yang khusus mengelola pengembangan properti dan infrastruktur di bandara, serta operasional hotel yang berada di area bandara.
Tujuan Merger
- Meningkatkan Layanan Properti di Bandara: Merger ini diharapkan dapat memperkuat layanan terkait properti di dalam ekosistem bandara yang dikelola oleh InJourney Group, dengan pengembangan lahan berskala besar di bandara maupun non-bandara.
- Optimalisasi Aset: IASP akan mengonsolidasi kapabilitas pengembangan properti, pembangunan infrastruktur, dan pengelolaan hotel di dalam area bandara. Tujuan utamanya adalah memaksimalkan keunggulan kompetitif dan memperkuat posisi perusahaan dalam industri properti dan pengelolaan bandara.
- Pendapatan dan Sinergi Operasional: Dengan merger ini, kedua perusahaan akan memiliki sinergi pendapatan dan memperkuat operasional mereka dalam mengelola lahan besar, termasuk lebih dari 100.000 meter persegi yang tersebar di 298 hektare area bandara dan non-bandara.
Kondisi Keuangan Sebelum Merger
- PT Angkasa Pura Hotel (APH): Total aset sebesar Rp 872,32 miliar per akhir 2023.
- PT Angkasa Pura Properti (APP): Aset sebesar Rp 341,12 miliar pada akhir tahun lalu.
Dengan penggabungan ini, IASP akan memiliki sumber daya yang lebih besar, yang memungkinkan ekspansi bisnis dan meningkatkan kapabilitasnya dalam mengelola dan mengembangkan lahan dan properti di kawasan bandara.
Dampak Positif dari Merger
Menurut Herry Gunawan, Pengamat BUMN dari Datanesia Institute, merger antara dua entitas ini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dan mengurangi risiko tumpang tindih bisnis. Tata kelola yang baik pasca-merger akan menjadi kunci untuk memastikan kelancaran operasi perusahaan yang lebih besar.
Dengan aset yang lebih besar setelah merger, pencarian dana untuk ekspansi juga akan lebih mudah, memberi peluang bagi perusahaan untuk memperkuat daya saingnya di industri pengembangan properti dan aviasi.
Konsolidasi Berlanjut di BUMN Aviasi
Merger ini merupakan bagian dari agenda besar untuk konsolidasi BUMN sektor aviasi. Sebelumnya, PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II telah bergabung menjadi PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports), yang berfungsi sebagai subholding untuk sektor jasa kebandarudaraan.
Konsolidasi lebih lanjut kemungkinan akan terjadi di masa depan, sejalan dengan upaya InJourney untuk memastikan bahwa setiap entitasnya dapat beroperasi dengan lebih efisien dan terkoordinasi.
Kesimpulan
Merger antara PT Angkasa Pura Hotel dan PT Angkasa Pura Properti menjadi PT InJourney Aviation Service Properties (IASP) adalah langkah strategis untuk menciptakan sinergi bisnis yang lebih kuat, mengoptimalkan pengelolaan aset, dan memperluas kapasitas dalam pengembangan properti di lingkungan bandara. Aksi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memperkuat posisi InJourney Group dalam industri aviasi dan pariwisata Indonesia. (Zan)
