Tugu Insurance Respon Terhadap Rencana Bank Indonesia (BI) Kurangi Penerbitan SRBI

Tugu Insurance Respon Terhadap Rencana Bank Indonesia (BI) Kurangi Penerbitan SRBI. foto dok tugu.com

JagatBisnis.com – PT Asuransi Tugu Pratama Tbk (TUGU), atau Tugu Insurance, memberikan tanggapan terkait rencana Bank Indonesia (BI) yang akan mengurangi penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat, menyatakan bahwa alokasi SRBI di perusahaan saat ini sudah cukup memadai. Oleh karena itu, dalam jangka pendek, pengurangan penerbitan SRBI oleh BI tidak akan memberikan dampak signifikan bagi kinerja perusahaan.

“Keberadaan SRBI menguntungkan bagi perusahaan, terutama dari sisi imbal hasil yang kompetitif dan manfaat diversifikasi risiko. Jika penerbitan SRBI dikurangi secara terus-menerus, tentu akan berdampak pada perusahaan. Namun, dalam jangka pendek ini, kami belum merasakan dampaknya,” ungkap Tatang pada Senin (25/11).

Baca Juga :   Kinerja Keuangan Positif PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) Sepanjang 2024, Prediksi Laba Bersih Capai Rp 700 Miliar

Tatang juga menyebutkan bahwa akumulasi portofolio SRBI perusahaan saat ini menghasilkan imbal hasil rata-rata sekitar 7%. Hal ini cukup baik untuk meningkatkan imbal hasil keseluruhan portofolio investasi Tugu Insurance, mengingat sumber dana untuk investasi SRBI sebagian besar berasal dari peralihan investasi deposito yang memiliki imbal hasil lebih rendah.

Menurut laporan keuangan konsolidasi Tugu Insurance per 30 September 2024, alokasi penempatan SRBI mencapai 9% dari total investasi instrumen keuangan perusahaan. Meskipun kontribusi SRBI terhadap kinerja investasi Tugu Insurance saat ini masih relatif kecil, peningkatan akumulasi SRBI dilakukan secara agresif pada akhir kuartal III-2024, dengan tujuan mitigasi risiko di tengah penurunan signifikan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) sejak pertengahan tahun.

Baca Juga :   Investasi Perbankan dalam Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Terus Meningkat

Selain itu, Tatang menyoroti potensi peningkatan volatilitas pasar, baik dari sisi isu geopolitik maupun sentimen pemilu di AS. Sebagai instrumen kebijakan moneter yang mendukung kestabilan rupiah, SRBI dianggap sangat relevan dan dibutuhkan dalam jangka panjang, terutama dengan volatilitas rupiah yang meningkat selama tahun ini.

Baca Juga :   Investasi Perbankan dalam Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Terus Meningkat

“Instrumen SRBI sangat dibutuhkan dalam pengelolaan investasi di industri asuransi, khususnya untuk memberikan manfaat diversifikasi di tengah volatilitas pasar keuangan,” ujar Tatang.

Sebagai langkah menjaga kinerja investasi, Tugu Insurance mengadopsi pendekatan alokasi investasi berbasis Asset and Liability Management (ALMA) dengan kebijakan batasan toleransi risiko pasar tertentu. Perusahaan juga cukup aktif dalam manajemen durasi portofolio mengikuti dinamika pasar dan ekspektasi ke depan. Dalam perkembangan pasar saat ini, Tugu Insurance mengambil posisi investasi yang lebih konservatif dengan memindahkan sebagian portofolio obligasi ke tenor pendek hingga menengah. (Hky)