JagatBisnis.com – PT Kimia Farma Tbk terus berinovasi di bidang kesehatan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mendukung ketahanan kesehatan nasional, sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Beberapa inovasi yang dikembangkan perusahaan bertujuan mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapi, khususnya di Jawa Barat.
Salah satu program inovatif yang diperkenalkan adalah Jawa Barat Bebas HIV/AIDS (Jabar Bedas). Program ini lahir sebagai respon terhadap tingginya prevalensi kasus HIV/AIDS di Jawa Barat. Program Jabar Bedas memiliki dua subprogram utama yang berfokus pada pencegahan dan pengobatan.
Subprogram pertama adalah upaya preventif yang menggunakan Kifatest, produk kit rapid test HIV lokal dengan sensitivitas dan spesifisitas uji 100%, sesuai dengan standar WHO. Program ini memungkinkan deteksi dini HIV, sehingga masyarakat bisa lebih cepat mengetahui status kesehatannya dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Subprogram kedua adalah upaya kuratif, di mana Kimia Farma menghadirkan tablet fix dose combination antiretroviral (ARV) dengan kandungan Efavirenz, Lamivudine, dan Tenofovir (ELT). Obat ELT merupakan obat kombinasi pertama di Indonesia yang menggunakan bahan baku lokal. Dengan hanya satu tablet yang mengandung tiga zat aktif, ELT dirancang untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan HIV pada pasien, memudahkan mereka dalam menjalani terapi antiretroviral.
Selain program HIV/AIDS, Kimia Farma juga menghadirkan Seikat Ranting – New Taburia, sebuah inovasi untuk mengatasi masalah stunting yang masih menjadi tantangan besar di Jawa Barat. Program ini memberikan taburan yang mengandung 22 mikronutrien, termasuk vitamin dan mineral penting, yang berfungsi mendukung gizi makronutrien pada masa Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) untuk anak usia 6 hingga 23 bulan. Inovasi ini merupakan pengembangan dari produk Taburia yang sebelumnya hanya mengandung 16 mikronutrien. Seikat Ranting diharapkan dapat mendukung upaya pencegahan stunting pada bayi dan balita, serta berkolaborasi dengan Tim Penurunan Prevalensi Stunting (TPPS) Provinsi Jabar untuk mendukung penurunan angka kejadian stunting.
Jasmine K. Karsono, Direktur Portofolio, Produk, dan Layanan Kimia Farma, menegaskan bahwa perusahaan terus mendorong inovasi di bidang kesehatan untuk memberikan dampak nyata bagi masyarakat. “Kimia Farma senantiasa mendorong inovasi-inovasi di bidang kesehatan, sehingga dapat memberikan manfaat dan dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (23/11).
Apresiasi untuk Inovasi Kimia Farma
Inovasi Kimia Farma mendapat pengakuan dalam ajang Kompetisi Inovasi Jawa Barat (KIJB) 2024, yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Jawa Barat. Program Jabar Bedas berhasil meraih posisi Top 3 untuk kategori BUMN/BUMD, berkat solusi inovatifnya dalam meningkatkan akses masyarakat pada layanan skrining, diagnostik, dan pengobatan HIV/AIDS. Sementara itu, Seikat Ranting – New Taburia berhasil meraih posisi Top 5 dalam kategori BUMN/BUMD, sebagai upaya inovatif dalam pencegahan dan penanggulangan stunting.
Dengan inovasi-inovasi ini, Kimia Farma berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia, terutama dalam menangani masalah besar seperti HIV/AIDS dan stunting yang masih menjadi perhatian utama di berbagai daerah. (Mhd)