Ekbis  

Pendapatan Harum Energy Terdongkrak Kontribusi Segmen Nikel, Tapi Laba Bersih Turun

Pendapatan Harum Energy Terdongkrak Kontribusi Segmen Nikel, Tapi Laba Bersih Turun. foto dok idx.co.id

JagatBisnis.com – PT Harum Energy Tbk (HRUM) mencatatkan pendapatan US$ 970,17 juta sepanjang sembilan bulan pertama 2024, meningkat 51,01% year on year (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat US$ 642,44 juta. Peningkatan ini didorong oleh kontribusi signifikan dari segmen nikel matte dan feronikel, meskipun penjualan batubara HRUM mengalami penurunan.

HRUM mencatatkan penjualan ekspor nickel matte sebesar US$ 296,89 juta dan feronikel sebesar US$ 145,29 juta. Sementara itu, penjualan ekspor batubara menurun 30,78% YoY menjadi US$ 371,52 juta, dan penjualan lokal batubara juga turun 26,08% YoY menjadi US$ 73,35 juta.

Baca Juga :   PT Harum Energy Tbk (HRUM) Fokus Kembangkan Bisnis Nikel dan Batubara di Semester I-2024

Namun, meskipun pendapatan meningkat, laba bersih HRUM mengalami penurunan 34,80% YoY, dari US$ 107,27 juta menjadi US$ 69,93 juta hingga September 2024. Hal ini disebabkan oleh lonjakan biaya dan penurunan harga jual rata-rata nikel.

Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan, menyatakan bahwa meskipun pendapatan HRUM sesuai ekspektasi, laba bersih lebih rendah dari konsensus pasar. Peningkatan biaya dan fluktuasi harga komoditas menjadi tantangan utama bagi perusahaan. Rizkia menekankan bahwa manajemen biaya dan menjaga harga jual rata-rata (ASP) nikel akan menjadi kunci untuk meningkatkan profitabilitas HRUM di sisa tahun 2024.

Baca Juga :   HRUM Targetkan Produksi Bijih Nikel Sebelum Akhir 2024, Fokus pada Diversifikasi Bisnis

Emil Fajrizki, Research Analyst dari Stocknow.id, juga mengamati bahwa penurunan laba bersih mencerminkan tingginya biaya yang terkait dengan pengembangan segmen nikel. Meskipun demikian, ia menilai transformasi portofolio HRUM ke nikel berada di arah yang positif, dengan adanya aksi korporasi pada akhir September 2024 yang menunjukkan komitmen perusahaan untuk memperkuat posisinya di pasar nikel domestik dan global.

Baca Juga :   PT Harum Energy Tbk (HRUM) Fokus Kembangkan Bisnis Nikel dan Batubara di Semester I-2024

HRUM juga sedang melakukan aksi buyback saham, dengan anggaran hingga Rp 1 triliun, yang akan dilaksanakan hingga 17 September 2025. Seiring dengan aksi tersebut, analis teknikal menyarankan buy on weakness untuk saham HRUM, dengan target harga antara Rp 1.200-Rp 1.260. Pada penutupan perdagangan Selasa (19/11), harga saham HRUM tercatat menguat 3,12% ke level Rp 1.155 per saham, meskipun harga saham HRUM turun 13,48% year to date. (Zan)