JagatBisnis.com – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), yang merupakan bagian dari Grup Telkom (TLKM), berencana untuk terus melakukan ekspansi anorganik dalam pengembangan jaringan fiber optic hingga akhir tahun 2024. Hendra Purnama, Direktur Investasi Mitratel, mengungkapkan bahwa perusahaan telah berhasil menyelesaikan proses negosiasi untuk akuisisi sebuah aset fiber optic, yang akan diumumkan pada Desember 2024.
Akuisisi Fiber Optik untuk Ekspansi
Hendra menyatakan bahwa transaksi akuisisi fiber optic tersebut telah rampung, namun ia belum mengungkapkan detail lebih lanjut mengenai perusahaan yang akan diakuisisi atau dana yang digelontorkan untuk transaksi ini. Mitratel memastikan bahwa akuisisi yang dilakukan bukan melibatkan aset fiber optic milik PT Indosat Tbk (ISAT) maupun PT Link Net Tbk (LINK). Menurut Hendra, Indosat dan Link Net tidak sesuai dengan portofolio Mitratel karena fokus perusahaan lebih kepada Fiber To The Tower (FTTT), sementara Indosat memiliki aset fiber yang lebih beragam, termasuk submarine fiber, backbone, dan Fiber To The Home (FTTH).
Hendra Purnama menambahkan, “Link Net mungkin tidak cocok dengan portofolio kami. Indosat juga asetnya lebih ke backbone, sedangkan kami fokus di Fiber To The Tower (FTTT).”
Pertumbuhan Bisnis Fiber Optik
Meskipun bisnis fiber optic Mitratel baru dijalankan sejak 2022, lini usaha ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan laporan keuangan hingga September 2024, bisnis fiber optic Mitratel tumbuh 89,5% secara tahunan. Sampai kuartal III-2024, total panjang fiber optic yang dikelola Mitratel mencapai 39.714 kilometer (km), meningkat 36,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Theodorus Ardi Hartoko, Direktur Utama Mitratel (akrab disapa Teddy), menyampaikan meskipun kontribusi fiber optic terhadap total pendapatan perusahaan baru mencapai 4%, namun bisnis ini menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Ke depan, Mitratel akan tetap mengembangkan fiber optic sembari meningkatkan market share di sektor menara dan mengadopsi teknologi mutakhir di seluruh lini bisnisnya.
Kinerja Keuangan 2024
Untuk periode Januari hingga September 2024, Mitratel membukukan pendapatan sebesar Rp 6,81 triliun, naik 8,69% secara tahunan (YoY) dibandingkan dengan Rp 6,27 triliun pada periode yang sama di tahun 2023. Dari sisi laba bersih, perusahaan mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,53 triliun, yang tumbuh 7,14% YoY dibandingkan dengan Rp 1,43 triliun pada 2023.
Rekomendasi dari Analis
Niko Margaronis, Equity Research Analyst dari BRI Danareksa Sekuritas, memberikan rekomendasi beli untuk saham Mitratel, dengan alasan bahwa perusahaan memiliki posisi pasar yang kuat dan valuasi yang rendah. Dalam riset yang dirilis pada 4 November 2024, Niko juga mengerek target harga saham Mitratel dari Rp 960 per saham menjadi Rp 1.000 per saham.
Pada 8 November 2024, saham Mitratel diperdagangkan pada level Rp 585 per saham, yang memberikan potensi kenaikan valuasi mengingat prospek pertumbuhan perusahaan yang solid dan potensi penurunan suku bunga.
Kesimpulan
Mitratel terus menunjukkan komitmen untuk ekspansi dalam bisnis fiber optic melalui akuisisi anorganik yang akan diumumkan pada akhir tahun ini. Meskipun segmen ini baru menyumbang 4% dari total pendapatan perusahaan, tetapi dengan pertumbuhan yang pesat, fiber optic menjadi salah satu pilar penting dalam strategi jangka panjang Mitratel. Mengingat prospek positif ini, para analis menganggap saham Mitratel sebagai pilihan yang menarik dengan potensi kenaikan harga saham seiring ekspansi yang terus berlanjut. (zan)