JagatBisnis.com – PT Brantas Abipraya (Persero) mengumumkan bahwa penyelesaian pembangunan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang semula diperkirakan akan selesai pada akhir 2024, kini mengalami penundaan dan diperkirakan baru tuntas pada 2025. Meskipun ada sedikit mundur dalam waktu penyelesaian, bendungan ini tetap diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan perekonomian di Jawa Tengah.
Bendungan Jragung dirancang untuk menjadi sumber air baku, irigasi pertanian, pengendalian banjir, serta menyediakan energi terbarukan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Dengan kapasitas tampung hingga 90 juta meter kubik (m³), bendungan ini juga akan menjadi bagian penting dalam mendukung ketahanan air dan pangan di wilayah Jawa Tengah.
Manfaat Sumber Air dan Irigasi untuk Jawa Tengah
Menurut Muhammad Toha Fauzi, Direktur Operasi I Brantas Abipraya, Bendungan Jragung direncanakan untuk menyediakan pasokan air baku 500 liter per detik untuk Kota Semarang, serta 250 liter per detik untuk masing-masing Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan. Selain itu, bendungan ini akan mengairi 4.528 hektar lahan pertanian di Kabupaten Demak, yang sebelumnya hanya dapat ditanami sekali dalam setahun. Dengan hadirnya bendungan, diharapkan frekuensi penanaman dapat meningkat menjadi dua hingga tiga kali setahun, yang tentunya akan berdampak pada ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Pengendalian Banjir untuk Wilayah Semarang
Salah satu fungsi utama dari Bendungan Jragung adalah pengendalian banjir. Bendungan ini dirancang untuk mengurangi risiko banjir di daerah hilir, terutama di wilayah Semarang. Dengan pengaturan aliran air yang lebih optimal, bendungan ini diharapkan dapat menurunkan debit banjir dari 378.000 meter kubik per detik menjadi 170.000 meter kubik per detik, atau sekitar 45% pengurangan risiko banjir. Hal ini akan memberikan perlindungan yang signifikan bagi masyarakat Semarang dan kawasan sekitarnya yang sering terdampak banjir.
Potensi Energi Terbarukan dan Pariwisata
Selain sebagai infrastruktur vital untuk air dan pengendalian bencana, Bendungan Jragung juga akan dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) berkapasitas 1.400 KW. PLTMH ini akan menyediakan energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, mendukung keberlanjutan energi di wilayah tersebut.
Tidak hanya itu, kawasan bendungan ini juga direncanakan untuk menjadi destinasi wisata, termasuk wisata air dan agrowisata, yang didukung dengan adanya taman botani di area hijau sekitarnya. Dengan demikian, Bendungan Jragung akan menjadi penopang ekonomi lokal, menyediakan peluang kerja dan pemasukan tambahan melalui sektor pariwisata.
Komitmen Brantas Abipraya dalam Infrastruktur Ketahanan Air
Pembangunan Bendungan Jragung merupakan bagian dari komitmen Brantas Abipraya dalam mendukung program infrastruktur ketahanan air yang digalakkan oleh pemerintah. Program ini mencakup pembangunan 61 bendungan dari tahun 2015 hingga 2025 untuk memastikan ketahanan air, pangan, dan energi di Indonesia. Dengan keberhasilan pembangunan Bendungan Jragung, Brantas Abipraya berharap dapat berkontribusi pada tercapainya target tersebut dan mendukung ketahanan sumber daya alam di Jawa Tengah.
Sejak dimulai pada akhir tahun 2020, Brantas Abipraya optimistis bahwa pembangunan Bendungan Jragung akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat setempat, dan dengan sedikit penundaan, pembangunan ini tetap akan selesai dengan memberikan manfaat jangka panjang bagi ketahanan air, energi, dan pangan di kawasan tersebut.
Dengan peranannya sebagai salah satu proyek infrastruktur besar yang mendukung pembangunan berkelanjutan, Bendungan Jragung diproyeksikan akan menjadi salah satu sumber daya yang sangat penting bagi kemajuan wilayah Jawa Tengah dalam beberapa tahun mendatang. (Hky)