Ekbis  

Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) dan Prodia Stemcell Indonesia (ProSTEM) Perkenalkan Strategi Inovasi Terbaru dalam Terapi Regeneratif kepada Investor Terkenal

Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) dan Prodia Stemcell Indonesia (ProSTEM) Perkenalkan Strategi Inovasi Terbaru dalam Terapi Regeneratif kepada Investor Terkenal. foto dok website-uat.prodia.co.id

JagatBisnis.com – Seiring dengan perkembangan pesat di bidang terapi regeneratif, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) dan PT Prodia Stemcell Indonesia (ProSTEM), bagian dari Prodia Grup, baru-baru ini mengundang puluhan investor terkemuka untuk mengenalkan inovasi terbaru mereka. Di antara para investor yang hadir adalah tokoh terkemuka seperti Lo Kheng Hong, yang turut menyaksikan langsung kemajuan terbaru perusahaan dalam layanan kesehatan berbasis sel punca dan terapi regeneratif.

Acara ini menjadi momen yang signifikan bagi Prodia dan ProSTEM untuk mempererat hubungan dengan para pemangku kepentingan, sekaligus mempertegas komitmen mereka dalam menyediakan layanan kesehatan berkualitas tinggi di Indonesia.

Inovasi dan Komitmen Prodia dalam Transformasi Kesehatan

Dalam kesempatan tersebut, Andi Wijaya, Pendiri Prodia, menjelaskan visi perusahaan dalam menghadirkan inovasi-inovasi kesehatan yang mendukung transformasi sektor kesehatan Indonesia. Sebagai pelopor dalam layanan diagnostik kesehatan yang telah beroperasi lebih dari 50 tahun, Prodia kini semakin memperluas portofolio layanan melalui anak usaha seperti Proline dan ProSTEM.

Andi menyebutkan, “Melalui inovasi di sektor terapi sel punca, kami berupaya memberikan solusi kesehatan yang lebih baik dan lebih efektif untuk masyarakat. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk terus berinovasi, memberikan layanan terbaik, dan mendukung upaya kesehatan nasional.”

Fokus ProSTEM pada Terapi Regeneratif dan Inovasi Sel Punca

ProSTEM, sebagai bagian dari upaya Prodia untuk mengembangkan terapi regeneratif, kini tengah fokus pada pengembangan produk berbasis Mesenchymal Stem Cells (MSC), termasuk proyek inovatif seperti nasal drop untuk stroke iskemik. Proyek ini diperkirakan akan membawa dampak besar dalam hal pemulihan dan regenerasi jaringan tubuh, berpotensi menjadi terobosan dalam pengobatan penyakit degeneratif.

Selain itu, ProSTEM juga terus memperkuat kapabilitasnya dalam mengembangkan terapi sel punca yang dapat berpotensi membantu penyembuhan kanker dan penyakit degeneratif lainnya, yang semakin diminati oleh pasar medis internasional.

Pengembangan Infrastruktur dan Fasilitas Canggih

Di sisi lain, anak usaha Prodia lainnya, Proline, juga mencatatkan langkah besar dalam mengembangkan fasilitas industri In Vitro Diagnostics (IVD). Fasilitas yang dibangun di atas lahan seluas 5.500 meter persegi ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada 2025. Fasilitas ini diharapkan dapat memperkuat posisi Prodia Grup dalam memenuhi kebutuhan industri kesehatan Indonesia yang terus berkembang, serta mendorong pertumbuhan bisnis di sektor kesehatan.

Optimisme dari Investor dan Akademisi

Investor dan akademisi Lukas Setia Atmaja, yang juga menjadi penggagas pertemuan ini, memberikan pandangannya terkait potensi besar yang dimiliki Prodia dan ProSTEM. Lukas menyatakan, “Laboratorium canggih yang saya lihat di Prodia dan ProSTEM menunjukkan potensi luar biasa untuk meningkatkan shareholder value. Terapi regeneratif yang sedang dikembangkan dapat menjadi solusi bagi pengobatan penyakit degeneratif dan kanker, dua masalah kesehatan yang menjadi perhatian global.”

Komitmen Prodia untuk Layanan Kesehatan Berkualitas

Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia, menegaskan kembali komitmen Prodia untuk terus berinovasi dalam bidang kesehatan. Saat ini, Prodia menyediakan lebih dari 3.000 jenis tes klinis serta layanan personalized medicine melalui Prodia Genomics. Dengan lebih dari 300 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, Prodia berkomitmen untuk menjangkau lebih banyak masyarakat, memberikan akses ke layanan kesehatan berkualitas, dan menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.

Perkembangan ProSTEM dalam Standar Produksi Global

Sementara itu, Cynthia Retna Sartika, Direktur ProSTEM, menjelaskan bahwa perusahaan terus meningkatkan kapasitas produksinya dengan memastikan semua produk memenuhi standar current Good Manufacturing Practice (cGMP). “Kami juga memperluas kolaborasi dengan berbagai institusi baik di dalam maupun luar negeri, serta berfokus pada pengembangan pasar dan penerapan teknologi digital. Hal ini mendukung tren medical tourism dan membantu hilirisasi produk kesehatan buatan Indonesia,” tambah Cynthia.

Langkah Strategis untuk Masa Depan

Dengan berbagai inovasi yang diperkenalkan dan komitmen yang jelas untuk mendukung transformasi kesehatan di Indonesia, Prodia dan ProSTEM menunjukkan potensi yang sangat besar untuk memperkuat posisi mereka di pasar kesehatan nasional maupun internasional. Melalui kolaborasi dengan pemangku kebijakan, sektor swasta, dan mitra global, Prodia Grup siap untuk menjadi pionir dalam memberikan solusi medis yang lebih modern dan efektif bagi masyarakat. (Hky)