JagatBisnis.com – Tingkat keterisian pusat perbelanjaan (mal) pada kuartal III-2024 menunjukkan tren positif, didorong oleh ekspansi yang signifikan di sektor makanan dan minuman (Food and Beverage/FnB) serta kebutuhan gaya hidup (lifestyle). Menurut Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardo Iduansjah, sekitar 80% tenant baru yang ingin bergabung dengan Hippindo berasal dari sektor FnB, seperti fast food dan cafe kopi.
“Permintaan untuk membuka toko di sektor FnB terus meningkat, mencerminkan minat konsumen yang semakin besar terhadap berbagai pilihan makanan dan minuman,” jelas Budihardo dalam wawancara dengan Kontan pada 1 November.
Ekspansi di Sektor Lifestyle
Selain FnB, sektor lifestyle juga berkontribusi besar terhadap okupansi. Budihardo menyebutkan bahwa tenant lifestyle tidak hanya mencakup toko pakaian, tetapi juga berbagai kebutuhan hiburan dan rekreasi, yang semakin dicari oleh konsumen. “Kebutuhan lifestyle ini bervariasi, termasuk produk-produk yang memberikan nilai tambah bagi pengalaman berbelanja,” tambahnya.
Tantangan bagi Peritel
Meskipun pertumbuhan di sektor FnB memberikan peluang baru, Budihardo menekankan bahwa peritel di sektor ini harus menghadapi tantangan yang unik. Menyiapkan lokasi untuk tenant FnB memerlukan pertimbangan khusus terkait infrastruktur, seperti pasokan air, gas, tempat cuci piring, dan sistem pembuangan limbah. “Kebutuhan ini jauh lebih kompleks dibandingkan dengan tenant non-FnB yang umumnya hanya memerlukan pasokan listrik,” ujarnya.
Penurunan di Sektor Hypermarket dan Department Store
Meskipun terdapat kenaikan okupansi secara umum, Budihardo juga mengungkapkan adanya penurunan dalam jaringan supermarket berskala besar. Hal ini disebabkan oleh persaingan yang semakin ketat, di mana konsumen mengharapkan inovasi lebih dari supermarket. Konsumen kini lebih tertarik pada supermarket yang menawarkan konsep lebih menarik, seperti area makan (food court) atau tempat bermain (fun world).
“Supermarket perlu memikirkan konsep baru dan inovatif. Hanya mengandalkan ukuran besar tidak cukup; harus ada penawaran yang lebih menarik untuk menarik pelanggan,” jelasnya.
Proyeksi Okupansi dan Ekspansi Mal Baru
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menambahkan bahwa tingkat okupansi pusat perbelanjaan diperkirakan akan berkisar antara 85% hingga 90% pada tahun 2024. Menjelang akhir tahun, APPBI juga menginformasikan bahwa akan ada empat pusat perbelanjaan baru yang dibuka di wilayah Jabodetabek, yaitu Agora Thamrin, Menara Jakarta Kemayoran, Living World Grand Wisata, dan Pakuwon Mall Bekasi.
Dengan adanya ekspansi yang terus berlangsung dan adaptasi terhadap permintaan konsumen, sektor pusat perbelanjaan di Indonesia tampak siap untuk menghadapi tantangan ke depan dan memanfaatkan peluang yang ada. (mhd)