Ketergantungan Indonesia pada Impor Bawang Putih Semakin Meningkat

Ketergantungan Indonesia pada Impor Bawang Putih Semakin Meningkat. foto dok dakta.com

JagatBisnis.com – Indonesia semakin terjerat dalam ketergantungan pada produk bawang putih impor. Dalam periode Januari-September 2024, kapasitas impor bawang putih mencapai 345.500 ton, setara dengan nilai Rp 7,08 triliun. Lonjakan ini menunjukkan betapa pentingnya untuk segera mencari solusi guna meningkatkan produksi lokal.

Impor yang Terus Meningkat

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Isy Karim, mengungkapkan bahwa kebutuhan impor bawang putih pada tahun ini diperkirakan akan meningkat sebesar 14,78% dibandingkan tahun lalu. Pada 2023, total kebutuhan impor mencapai 561.926 ton, dan angka itu diproyeksikan naik menjadi 645.025 ton pada 2024.

Baca Juga :   Bebas Bea Masuk Kendaraan Listrik Impor Cuma Sampai 2025, Ini Saatnya Beli

Dalam laporan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), nilai impor bawang putih selama sembilan bulan ini mencapai US$ 453,32 juta. China menjadi penyedia utama, dengan kontribusi 344.380 ton, diikuti oleh India dan Jerman.

Produksi Dalam Negeri yang Masih Rendah

Meningkatnya angka impor mencerminkan lemahnya kemampuan produksi lokal untuk memenuhi kebutuhan. Meskipun pemerintah telah meluncurkan program wajib tanam bawang putih untuk pelaku usaha importir—di mana mereka diwajibkan menanam minimal 5% dari volume RIPH—produksi dalam negeri masih jauh dari memadai.

Baca Juga :   Uni Eropa Tetapkan Tarif Sementara untuk Impor Kendaraan Listrik dari China

Produksi bawang putih pada tahun 2023 diperkirakan hanya sekitar 21.663 ton, dengan target meningkat menjadi 27.547 ton pada tahun 2024. Namun, angka ini masih sangat kecil, hanya mencukupi sekitar 3,28% dari total kebutuhan nasional di tahun 2023, dan hanya meningkat menjadi 4,11% pada 2024.

Upaya Pemerintah dan Harapan ke Depan

Dalam menghadapi masalah ini, pemerintah telah berkomitmen untuk memperkuat pasokan bawang putih dan memberdayakan petani lokal. Kebijakan wajib tanam yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pertanian diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Baca Juga :   Indonesia Impor 100 Ton Daging Sapi dan Kerbau untuk Ramadhan

Ke depannya, diperlukan sinergi antara pemerintah dan petani untuk menciptakan ekosistem yang mendukung produksi bawang putih lokal. Jika upaya ini berhasil, Indonesia tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga berpotensi menjadi eksportir di masa depan.

Dengan langkah-langkah strategis dan dukungan yang tepat, Indonesia dapat berharap untuk mengurangi ketergantungan pada bawang putih impor dan menguatkan ketahanan pangan nasional. (Zan)