JagatBisnis.com – Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan rencana untuk memberikan stimulus positif bagi sektor properti, termasuk penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) 11% dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) 5%. Stimulus ini direncanakan akan berlangsung selama satu hingga tiga tahun, dan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor yang vital ini.
Dampak Positif untuk Emiten Bahan Bangunan
Tak hanya sektor properti yang akan merasakan dampaknya, stimulus ini juga berpotensi memberikan angin segar bagi emiten bahan bangunan, salah satunya PT Avia Avian Tbk (AVIA). Andreas Timothy Hadikrisno, Head of Investor Relations AVIA, menyatakan bahwa berbagai stimulus di sektor properti akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan.
“AVIA masih sangat dominan di pasar ritel atau renovasi rumah, dengan kontribusi divisi proyek yang berkisar 2% dari total penjualan,” ungkap Andreas. Meskipun perusahaan berusaha meningkatkan kontribusi divisi proyek, mereka tetap berhati-hati untuk tidak terjebak dalam proyek besar yang dapat menekan marjin dan memperbesar risiko terkait ketentuan pembayaran.
Fokus pada Segmen Baru
Avian Brands berkomitmen untuk menumbuhkan bisnis di divisi proyek B2B dan komersial dengan memasuki segmen baru, seperti kontraktor, desain interior, dan kompleks perumahan. Andreas menambahkan, “Kami berharap kondisi ekonomi dapat tumbuh dengan baik di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, karena hal itu akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan bisnis kami.”
Target Pertumbuhan 2024
Untuk tahun penuh 2024, AVIA menargetkan pertumbuhan nilai penjualan sebesar 6%-10%, dengan proyeksi pertumbuhan volume mencapai 4%-8%. Dalam hal laba bersih, mereka menargetkan marjin di kisaran 21%-22% dari total penjualan hingga akhir tahun 2024. “Kami berharap volume penjualan dapat tumbuh melampaui pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuh Andreas.
Kinerja Keuangan Solid
Melihat laporan keuangannya, AVIA mencatat penjualan konsolidasi sebesar Rp 3,62 triliun, meningkat 3,20% dibandingkan semester I-2023 yang mencapai Rp 3,50 triliun. Kinerja bottom-line perusahaan juga menunjukkan hasil yang solid, dengan marjin laba kotor sebesar 45%, marjin EBITDA sebesar 27,7%, dan marjin laba bersih sebesar 22,3%.
Dengan adanya stimulus dari pemerintah, AVIA dan industri bahan bangunan lainnya berpotensi meraih keuntungan signifikan, yang diharapkan akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisi mereka di pasar. Keberhasilan langkah ini akan sangat bergantung pada implementasi yang efektif dan respons pasar terhadap kebijakan yang diambil. (Mhd)