JagatBisnis.com – PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) melanjutkan langkah ekspansifnya dengan menambah luas penanaman tanaman baru seluas 2.000 hektare di dalam areal Izin Usaha Perkebunan (IUP) yang dimiliki oleh entitas anaknya, PT Jaya Mandiri Sukses (JMS) dan PT Suryabumi Tunggal Perkasa (STP). Rencana ini merupakan tahap awal, dengan target tambahan 4.000 hektare pada tahun berikutnya, bertujuan untuk mendorong pertumbuhan produksi di masa mendatang.
Semua Perizinan Sudah Dipenuhi
Rizka Dewi, Sekretaris Perusahaan BWPT, mengungkapkan bahwa seluruh perizinan yang diperlukan untuk penanaman baru telah diperoleh. Penanaman ini beriringan dengan pembelian benih sawit yang akan dibibiti di lahan seluas 34 hektare. “Kami sudah memiliki perizinan yang diperlukan untuk penanaman baru dan pengadaan bibit,” kata Rizka saat mengunjungi perkebunan kelapa sawit PT JMS.
Proses Penanaman yang Efisien
Penanaman tanaman baru dimulai sejak Juli 2024 dan direncanakan selesai pada Desember 2024. Rizka menjelaskan bahwa dengan adanya proyek ini, perusahaan akan menambah jumlah pekerja kebun di masa depan. “Kami yakin dapat menanam 2.000 hektare untuk tahap pertama dan kemudian bertahap hingga 4.000 hektare,” jelasnya. Bibit yang ditanam memiliki usia sekitar 10 hingga 12 bulan.
Target Produksi yang Ambisius
Eagle High Plantations menargetkan produksi tandan buah segar (TBS) sekitar 23 ton per hektar dan produksi crude palm oil (CPO) sebesar 5,5 ton per hektar tahun ini. “Kami percaya bahwa kinerja di kuartal III-2024 akan baik,” tambah Rizka.
Penggunaan Metode Mekanisasi dan Manual
Ronny Gandey, Group Head Estate Operations BWPT, menjelaskan bahwa proses penanaman memanfaatkan kombinasi metode mekanisasi dan manual untuk mempercepat penanaman pohon sawit. Ongkos untuk land clearing saat ini mencapai Rp 12 juta per hektar, disesuaikan dengan kondisi vegetasi setempat dan standar keberlanjutan.
Sinergi dengan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit
Pentingnya penanaman tanaman baru ini juga akan disinergikan dengan pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ekstension. Proses pembangunan PKS sudah berlangsung, dan dengan meningkatnya produksi, diperlukan tambahan PKS untuk menampung hasil produksi. Saat ini, PKS eksisting Bangkirai Mill hanya mampu menampung 60 ton TBS per jam. “PKS ekstension akan menggunakan mesin yang efisien, dengan investasi sekitar Rp 120 miliar,” jelas Ronny.
Kesimpulan
Dengan rencana penanaman tanaman baru dan pembangunan PKS ekstension, PT Eagle High Plantations Tbk berkomitmen untuk meningkatkan produksi dan mencapai target pertumbuhan yang ambisius, memperkuat posisinya dalam industri kelapa sawit di Indonesia. (zan)