Ekbis  

Prospek Cemerlang PT Timah Tbk (TINS) di Tengah Pengetatan Pasokan Global

Prospek Cemerlang PT Timah Tbk (TINS) di Tengah Pengetatan Pasokan Global. foto dok polman-babel.ac.id

JagatBisnis.com – Kinerja PT Timah Tbk (TINS) diprediksi akan semakin cemerlang berkat kondisi pasokan global yang ketat dan proyeksi peningkatan permintaan komoditas, khususnya timah. Analis dari BRI Danareksa Sekuritas, Timothy Wijaya, optimis terhadap prospek TINS, mengingat penurunan ekspor bijih timah dari Myanmar ke Tiongkok yang berkontribusi terhadap pengetatan pasokan.

Meskipun harga rata-rata timah di LME mengalami penurunan sebesar 1,9% secara kuartalan, menjadi US$31.700 per ton pada kuartal ketiga 2024, BRI Danareksa Sekuritas tetap yakin akan performa TINS yang lebih baik. Penjualan timah diperkirakan meningkat 5% qoq menjadi sekitar 5.000 ton, didorong oleh peningkatan hasil produksi dan profitabilitas yang lebih kuat berkat pengurangan biaya dari teknologi peleburan TSL Ausmelt yang telah beroperasi sejak awal 2023.

Timothy menyatakan, “Kami menyukai TINS yang didukung oleh pengetatan pasokan global akibat penurunan ekspor bijih dari Myanmar ke Tiongkok.” Stimulus dari pemerintah Tiongkok diperkirakan akan semakin meningkatkan permintaan komoditas, termasuk logam dasar, yang akan menguntungkan harga timah di tengah kondisi pasokan yang ketat.

Baca Juga :   PT Timah Tbk Optimistis Produksi Bijih Timah 2024 Naik 40%-50%.

Stimulus Tiongkok dan Implikasinya

Langkah-langkah stimulus Tiongkok, seperti pemangkasan rasio cadangan kas minimum bank (RRR) dan suku bunga hipotek, bertujuan untuk mendukung pertumbuhan PDB yang ditargetkan sebesar 5%. Penurunan suku bunga hipotek dan pengurangan uang muka untuk rumah kedua dari 25% menjadi 15% diharapkan dapat merangsang pembelian rumah, yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan komoditas.

Timothy menambahkan bahwa meskipun ekspor Indonesia meningkat, harga timah tetap kuat. Hal ini disebabkan oleh pengetatan pasokan di pasar, terutama akibat pengurangan ekspor dari Myanmar. Pada Agustus 2024, ekspor timah olahan Indonesia melonjak 89% MoM menjadi 6,4 ribu ton, menunjukkan aktivitas yang lebih kuat dibandingkan dengan semester pertama 2024.

Baca Juga :   PT Timah Tbk (TINS) Targetkan Peningkatan Produksi Bijih Timah hingga 50% di Tahun 2024.

Proyeksi Harga dan Laba TINS

Analis dari Ciptadana Sekuritas Asia, Thomas Radityo, juga memberikan pandangannya. Dia mencatat bahwa stok timah di LME terus menurun sebesar 41,1% year to date (ytd) menjadi 4,7 ribu ton, dan harga timah LME telah meningkat sebesar 32% ytd menjadi US$32.008 per ton hingga 30 September 2024. Dalam jangka menengah, Ciptadana memprediksi pertumbuhan permintaan timah yang moderat seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi makro, terutama dari Tiongkok.

Ciptadana Sekuritas telah merevisi proyeksi harga timah menjadi US$30.000 per ton untuk 2024, dan memperkirakan laba bersih TINS akan meningkat sebesar 26,8% menjadi Rp1,1 triliun pada 2024. Mereka juga mengerek target harga saham TINS menjadi Rp1.600 per saham, merekomendasikan “Buy” untuk saham ini.

Baca Juga :   PT Timah Tbk (TINS) Targetkan Peningkatan Produksi Bijih Timah hingga 50% di Tahun 2024.

Kiswoyo Adi Joe dari Nawasena Abhipraya Investama juga merekomendasikan “Buy” dengan target harga Rp1.750 per saham. Sementara Timothy dari BRI Danareksa menargetkan harga Rp1.400 per saham.

Performa Saham TINS

Hingga 16 Oktober 2024, saham TINS ditutup melemah 0,36% di level Rp1.375 per saham. Meski demikian, saham ini sudah mencatatkan kenaikan sekitar 10% dalam sepekan, 35,47% dalam sebulan, dan melonjak 113,18% sepanjang tahun ini.

Dengan kondisi yang ada, TINS tampaknya memiliki potensi besar untuk terus berkembang, didukung oleh faktor-faktor fundamental yang menguntungkan serta kondisi pasar yang mendukung. (Mhd)