Ekbis  

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Lakukan Penyesuaian Harga Jual untuk Perbaiki Kinerja Keuangan

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Lakukan Penyesuaian Harga Jual untuk Perbaiki Kinerja Keuangan. foto dok tubankab.go.id

JagatBisnis.com – PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sedang mengambil langkah strategis untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan dengan melakukan penyesuaian harga jual rata-rata atau Average Selling Price (ASP). Dalam analisis terbaru oleh Eka Rahmawati dari Binaartha Sekuritas, SMGR menaikkan ASP sekitar 3% untuk semen kantong merek premium di 13 provinsi selama periode Mei hingga Juni. Selanjutnya, pada bulan Juli hingga Agustus, kenaikan harga ini meningkat antara 3% hingga 5% untuk semen kantong dan semen curah.

Rencana kenaikan harga tidak berhenti di situ; SMGR juga berencana untuk menyesuaikan harga lebih lanjut pada periode September hingga Desember, mencakup semua jenis produk, termasuk semen kantong, curah, dan ekspor. Eka menjelaskan bahwa penyesuaian harga ini bertujuan untuk mengimbangi meningkatnya biaya akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Juga :   PT Semen Indonesia Tbk (SIG) Menghadirkan Inovasi Bata Interlock untuk Pembangunan Perumahan Ramah Lingkungan

Meskipun ada kenaikan harga, kinerja SMGR pada semester I-2024 menunjukkan beberapa tantangan. Total volume penjualan SMGR tercatat turun sebesar 0,04% menjadi 8,52 juta ton pada kuartal II 2024, yang berdampak pada penurunan pendapatan sebesar 1,4% secara tahunan menjadi Rp 8,04 triliun.

Dalam periode Januari hingga Juni 2024, volume penjualan SMGR juga mengalami kontraksi sebesar 1,1% menjadi 17,7 juta ton. Penjualan domestik mengalami penurunan 1,5% menjadi 14,02 juta ton, sementara penjualan ekspor menyusut 0,6% menjadi 2,9 juta ton. Meskipun demikian, terdapat pertumbuhan positif pada segmen semen curah yang meningkat 6,3% secara tahunan, berkat proyek-proyek infrastruktur pemerintah di ibu kota baru dan percepatan pembangunan infrastruktur di Jawa.

Baca Juga :   Semen Indonesia dan PLN Berkomitmen pada Industri Hijau untuk Masa Depan Berkelanjutan

Eka mengidentifikasi penyebab penurunan penjualan semen eceran adalah melemahnya daya beli masyarakat, yang berimbas pada penurunan sebesar 4,4% secara tahunan. Selama paruh pertama tahun ini, SMGR mencatat pendapatan sebesar Rp 16,41 triliun, menurun 3,64% dari Rp 17,03 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Dalam laporan tersebut, Eka mencatat bahwa beban pokok pendapatan meningkat 9,9% secara tahunan, disebabkan oleh lonjakan biaya bahan baku dan tenaga kerja. Hal ini mengakibatkan laba bersih pada kuartal II 2024 merosot hingga 91% menjadi Rp 30 miliar, dengan margin laba bersih turun 0,4%. Secara akumulatif, laba bersih SMGR sepanjang semester I-2024 juga mengalami penurunan signifikan sebesar 42,1% menjadi Rp 501,47 miliar.

Baca Juga :   PT Semen Indonesia Tbk (SIG): Komitmen Terhadap Keberlanjutan dan Kesetaraan di Lingkungan Kerja

Meski tantangan yang dihadapi cukup besar, Eka optimis kinerja SMGR akan membaik pada paruh kedua tahun 2024. Perusahaan berencana fokus pada efisiensi biaya dan operasional, serta potensi kenaikan ASP. Dia memproyeksikan pendapatan SMGR di akhir tahun mencapai Rp 38,6 triliun, dengan laba bersih yang diperkirakan mencapai Rp 1,51 triliun.

Sebagai hasil analisis ini, Binaartha Sekuritas mempertahankan rekomendasi “Buy” dengan target harga Rp 4.800 per saham. Eka menilai ada potensi kenaikan sebesar 20%, berdasarkan rasio harga terhadap laba (PE) sebesar 18,6x untuk tahun 2025.

Dengan langkah-langkah yang diambil dan proyeksi positif ke depan, SMGR berupaya untuk kembali ke jalur pertumbuhan yang lebih stabil di tengah tantangan pasar yang ada. (Hky)