Ekbis  

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Siap Hadapi Era Suku Bunga Rendah dan Oversupply Semen

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Siap Hadapi Era Suku Bunga Rendah dan Oversupply Semen. foto dok indocement.co.id

JagatBisnis.com – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) sedang mempersiapkan strategi untuk menghadapi era suku bunga rendah dan tantangan oversupply di industri semen domestik. Penurunan suku bunga acuan oleh The Fed sebesar 50 basis poin menjadi 4,75%-5,0% pada bulan September lalu, serta keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan BI rate menjadi 6%, memberikan peluang baru bagi sektor properti di Indonesia.

Tantangan Oversupply di Industri Semen

Meskipun ada peluang yang muncul dari penurunan suku bunga, industri semen Tanah Air masih dihadapkan pada kondisi oversupply. Corporate Secretary PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Dani Handajani, menjelaskan bahwa Indocement telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan kinerja di tengah tantangan ini.

Baca Juga :   Indocement Apresiasi Potensi Penurunan Suku Bunga The Fed dan Harapkan Insentif PPN DTP Berlanjut.

Perusahaan kini memperkenalkan semen ramah lingkungan dan tepat guna, seperti Slag Cement yang digunakan di Pelabuhan Patimban, serta Semen Hidrolis yang mulai diterapkan oleh pelanggan RMC untuk menggantikan Semen OPC. Selain itu, Indocement juga memperkenalkan semen kantong dengan SNI baru untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Ekspansi Melalui Ekspor

Salah satu langkah strategis yang diambil Indocement adalah ekspor clinker, yang membantu meningkatkan volume penjualan. “Sampai kuartal II 2024, ekspor clinker INTP mencapai 150.000 ton,” ungkap Dani. Ekspansi ini diharapkan dapat mengimbangi kondisi oversupply di pasar domestik.

Baca Juga :   Indocement Apresiasi Potensi Penurunan Suku Bunga The Fed dan Harapkan Insentif PPN DTP Berlanjut.

Harapan dari Penurunan Suku Bunga

Dengan adanya penurunan suku bunga, Indocement optimis bahwa sektor properti di Indonesia akan semakin bergairah. Hal ini diharapkan dapat berdampak positif pada penjualan semen, yang mayoritas masih didominasi oleh pembangunan properti. “Penurunan suku bunga diharapkan akan mendorong lebih banyak konsumen untuk membangun rumah dengan menggunakan KPR yang lebih terjangkau,” ujarnya.

Dani menambahkan bahwa suku bunga rendah juga dapat memicu pergeseran dana investor dari simpanan di bank menuju investasi di sektor riil atau properti. “Investasi di sektor properti dianggap memberikan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan bunga bank,” jelasnya.

Baca Juga :   Indocement Apresiasi Potensi Penurunan Suku Bunga The Fed dan Harapkan Insentif PPN DTP Berlanjut.

Mendukung Program Pemerintah

Indocement juga siap mendukung program pembangunan tiga juta rumah per tahun yang direncanakan oleh pemerintahan baru. Dengan berbagai strategi dan inovasi yang diterapkan, Indocement berkomitmen untuk tetap menjadi pemain kunci dalam industri semen di Indonesia, meskipun di tengah tantangan yang ada.

Dengan langkah-langkah ini, Indocement berharap dapat memperkuat posisinya dan berkontribusi pada pertumbuhan sektor konstruksi dan properti di Tanah Air. (Mhd)