JagatBisnis.com – PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatatkan hasil yang kurang menggembirakan hingga kuartal III-2024, baik dari segi pendapatan usaha maupun laba bersih. Menurut laporan keuangan yang dirilis, PJAA membukukan laba bersih sebesar Rp 100,595 miliar, turun 41,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 170,801 miliar.
Penurunan Pendapatan
Pendapatan bersih PJAA pada kuartal ini tercatat mencapai Rp 881,446 miliar, mengalami penurunan 2,33% dari Rp 902,565 miliar pada kuartal III-2023. Rincian pendapatan menunjukkan kontribusi dari beberapa sektor:
- Pendapatan real estate: Hanya mencapai Rp 5,67 miliar.
- Pendapatan tiket: Mencapai Rp 628,674 miliar, sedikit menurun dibandingkan dengan Rp 636,570 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
- Pendapatan hotel dan restoran: Turun menjadi Rp 57,537 miliar, dari sebelumnya Rp 65,997 miliar.
- Pendapatan usaha lainnya: Mencatat Rp 190,717 miliar, turun dari Rp 201,681 miliar.
Beban dan Laba Bruto
Beban pokok pendapatan dan beban langsung PJAA mengalami kenaikan 7,95% menjadi Rp 443,105 miliar, yang berdampak pada laba bruto perusahaan, yang tercatat Rp 438,341 miliar, turun 10,89% dibandingkan tahun lalu.
Aset dan Ekuitas
Perusahaan juga mencatat adanya penurunan jumlah aset menjadi Rp 3,62 triliun per September 2024, turun dari Rp 3,74 triliun di akhir Desember 2023. Namun, jumlah ekuitas mengalami peningkatan menjadi Rp 1,71 triliun, naik dari Rp 1,68 triliun pada akhir tahun lalu.
Di sisi kas, PJAA mencatatkan kas dan setara kas akhir periode sebesar Rp 269,01 miliar, turun signifikan dibandingkan dengan Rp 670,08 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Kesimpulan
Kinerja negatif yang dialami PJAA di kuartal III-2024 mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam menjaga pertumbuhan di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. Perusahaan perlu mengevaluasi strategi dan efisiensi operasional untuk mengembalikan pertumbuhan yang positif di masa mendatang. (Zan)