JagatBisnis.com – Presiden Joko Widodo dijadwalkan untuk meresmikan dua smelter tembaga dalam satu hari, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat industri pertambangan nasional. Smelter pertama milik PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMNT) berlokasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), sedangkan smelter kedua milik PT Freeport Indonesia berada di Provinsi Jawa Timur.
Perjalanan Menuju Smelter Pertama
Hari ini, sekitar pukul 07.30 WIB, pesawat kepresidenan yang membawa Presiden Jokowi dan rombongan lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menuju Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid di Lombok Tengah. Sesampainya di bandara, Presiden akan menggunakan Helikopter Super Puma TNI AU untuk melanjutkan perjalanan ke smelter AMNT di Kabupaten Sumbawa Barat.
“Presiden Jokowi akan melakukan peninjauan sekaligus meresmikan smelter tembaga dan pemurnian logam mulia PT Amman Mineral Internasional Tbk.,” ungkap Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana.
Rincian Smelter PT Amman Mineral
Dalam pembangunan smelter ini, AMNT menggandeng kontraktor internasional, termasuk China Non-ferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Construction Co., Ltd (NFC) dan PT Pengembangan Industri Logam (PT PIL), untuk memastikan proyek memenuhi standar global. Smelter ini dirancang dengan kapasitas input terpasang sebesar 900.000 ton konsentrat per tahun dan mampu memproduksi 222.000 ton katoda tembaga per tahun, serta produk lainnya seperti asam sulfat, emas batangan, perak batangan, dan selenium.
Melanjutkan Perjalanan ke Jawa Timur
Setelah peresmian di NTB, Presiden Jokowi akan kembali ke Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid untuk melanjutkan perjalanan ke Provinsi Jawa Timur. Di sana, ia dijadwalkan untuk meresmikan smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE, Gresik, pada pukul 15.30 WIB.
Smelter PTFI telah mulai beroperasi sejak awal Juni 2024 dan akan memproduksi katoda tembaga, emas, dan perak batangan, dengan produk samping berupa asam sulfat dan terak tembaga. Produk ini akan tersedia untuk penjualan domestik maupun ekspor ke berbagai pasar internasional.
Kontribusi Terhadap Industri Pertambangan
Dengan diresmikannya dua smelter ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan industri pertambangan Indonesia. Hal ini juga mencerminkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah bahan tambang dalam negeri dan mendukung perekonomian lokal. (Zan)