JagatBisnis.com – Sebuah kapal induk China, Liaoning, membuat sejarah pada hari Rabu (18/9) dengan memasuki perairan Jepang untuk pertama kalinya. Menurut laporan dari penyiar publik Jepang, NHK, kapal tersebut berlayar antara pulau Yonaguni dan Iriomote, memasuki wilayah yang diatur oleh hukum internasional, di mana Jepang memiliki hak untuk menerapkan beberapa kontrol.
Kementerian Pertahanan Jepang belum memberikan komentar resmi mengenai insiden ini. Namun, latar belakang ketegangan antara Jepang dan China semakin memanas, terutama setelah Jepang mengajukan protes bulan lalu ketika sebuah kapal survei milik China memasuki perairannya, yang diikuti dengan pelanggaran wilayah udara.
Peningkatan aktivitas militer China di sekitar Jepang dan Taiwan selama beberapa tahun terakhir telah menimbulkan kekhawatiran di Tokyo. Sebagai respons, Jepang telah memperkuat pertahanannya untuk mengantisipasi potensi agresi dari Beijing terkait klaim teritorial.
Sebelum kejadian di perairan Jepang, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan bahwa kelompok kapal induk China yang sama sedang berlayar melalui perairan lepas pantai timur Taiwan menuju Yonaguni, yang berjarak sekitar 110 km di timur pulau tersebut. China, yang menganggap Taiwan sebagai wilayahnya, telah menggelar latihan militer rutin di sekitar pulau itu selama lima tahun terakhir, meskipun ditentang keras oleh pemerintah Taiwan.
Pernyataan dari Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan bahwa kelompok kapal tersebut, yang dipimpin oleh Liaoning, terlihat berlayar di timur laut Taiwan pada dini hari. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke tenggara menuju Yonaguni, yang dapat terlihat dari Taiwan pada hari yang cerah. Taiwan pun mengerahkan pasukan untuk memantau pergerakan kapal-kapal tersebut.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan China tidak memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar mengenai situasi ini.
Dengan peningkatan aktivitas militer di kawasan dan ketegangan yang terus membara, perhatian dunia kini tertuju pada langkah-langkah yang akan diambil oleh negara-negara terkait dalam merespons situasi yang berkembang ini. (Zan)