JagatBisnis.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan bahwa Indonesia akan meningkatkan impor beras menjadi 3,6 juta ton pada tahun 2024. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap penurunan produksi beras domestik dan kenaikan konsumsi yang signifikan.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa keputusan ini merupakan penyesuaian dari kondisi produksi tahun ini yang mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu. “Tahun lalu, kita mengimpor 2 juta ton beras. Untuk tahun ini, impor kita naik menjadi 3,6 juta ton. Angka ini mendekati proyeksi yang kami buat dengan sistem peringatan dini (early warning system),” kata Arief dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Gedung Parlemen, Rabu (4/9).
Menurut Arief, total produksi beras di Indonesia dari Januari hingga Oktober 2024 mencapai 26,93 juta ton. Angka ini lebih rendah 1,41 juta ton atau turun sebesar 4,97% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, total konsumsi beras pada periode yang sama mencapai 25,74 juta ton, meningkat sebesar 250.000 ton atau 0,98% dibandingkan tahun 2023.
“Selisih antara produksi dan konsumsi pada tahun 2024 hingga Oktober menunjukkan defisit sebesar 1,6 juta ton,” jelas Arief. Kenaikan impor ini dianggap perlu untuk menjaga agar cadangan beras pemerintah (CBP) tetap berada pada level yang aman.
Arief juga menekankan perlunya penguatan upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri, setidaknya hingga Februari 2025. “Kita harus duduk bersama Menteri Pertanian untuk mengevaluasi proyeksi produksi dalam tiga bulan terakhir tahun ini dan dua bulan awal tahun depan. Apakah produksi kita bisa melebihi konsumsi atau tidak,” tambahnya.
Kenaikan impor ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan beras nasional dan menjaga kestabilan harga di pasar. Upaya ini juga merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mengatasi tantangan dalam sektor pangan, termasuk memastikan ketersediaan beras yang memadai bagi seluruh masyarakat. (Mhd)