JagatBisnis.com – PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT), emiten yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit, melaporkan penurunan pendapatan sebesar US$ 108,3 juta pada semester pertama tahun 2024. Penurunan ini mencapai 6,1% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Direktur Teknik dan Keamanan ANJT, Muhammad Fitriansyah, menjelaskan bahwa penurunan pendapatan disebabkan oleh berkurangnya pasokan Tandan Buah Segar (TBS) akibat dampak El-Nino yang menyebabkan cuaca panas ekstrem. “Cuaca di Belitung Timur, terutama kemarau yang berkepanjangan, telah berdampak pada produksi kami. Meskipun ada sedikit kenaikan produksi, hasilnya tidak signifikan seperti yang diharapkan,” ujar Fitriansyah dalam acara Kontribusi Sawit untuk APBN dan Perekonomian di Belitung pada Selasa (28/8).
Selain faktor cuaca, ANJT juga menghadapi tantangan dari isu pabrik kelapa sawit (PKS) yang tidak memiliki kebun sendiri, menyebabkan perebutan bahan baku di lapangan. Namun, ANJT menyebutkan bahwa harga jual rata-rata (HJR) CPO tetap stabil di posisi US$ 800 per metrik ton (MT), yang dinilai masih memadai.
Menurut keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7), ANJT memproduksi 370.650 MT TBS dari perkebunan inti pada semester I-2024. Angka ini turun 9,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 407.560 MT. Penurunan ini berdampak pada produktivitas TBS per hektare yang turun dari 9,2 MT per ha menjadi 8,6 MT per ha.
Namun, secara kuartalan, ANJT mencatat peningkatan volume produksi TBS sebesar 14,0% pada kuartal kedua tahun 2024, mencapai 197.425 MT, dibandingkan dengan 173.225 MT pada kuartal pertama 2024. Ditambah dengan pembelian TBS dari pihak ketiga, ANJT memproses total 606.508 MT TBS di pabrik, menghasilkan minyak kelapa sawit mentah (CPO) sebesar 121.750 MT pada semester I-2024. Hasil ini menurun 9,6% dibandingkan dengan produksi pada semester I-2023.
Tingkat ekstraksi CPO tercatat 20,1%, turun 2,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Produksi inti sawit (palm kernel/PK) juga mengalami penurunan sebesar 3,8% menjadi 23.706 MT, dari 24.641 MT pada semester I-2023.
ANJT melaporkan penurunan volume penjualan CPO sebesar 9,6% pada semester I-2024 menjadi 122.181 MT, dibandingkan dengan 135.147 MT pada semester I-2023. Sementara itu, volume penjualan PK turun sebesar 7,0%, namun volume penjualan Palm Kernel Oil (PKO) meningkat 18,3% menjadi 650 MT dari 549 MT pada semester I-2023.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, ANJT tetap optimis dan berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja dan menghadapi kondisi pasar yang dinamis. (Zan)